Pendidikan

Survei Peneliti UPNVY, Nilai Ketangguhan Warga Merapi Hadapi Bencana Relatif Baik

Semua daerah lereng Merapi berada di Pulau Jawa, untuk unsur layanan dasar dan respons darurat relatif baik.

Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Maruti Asmaul Husna Subagio
Direktur Pusat Penelitian Penanggulangan Bencana UPN “Veteran” Yogyakarta (UPNVY), Dr Eko Teguh Paripurno. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Direktur Pusat Penelitian Penanggulangan Bencana UPN “Veteran” Yogyakarta (UPNVY), Dr Eko Teguh Paripurno mengatakan nilai ketangguhan warga di lereng Gunung Merapi atau di kawasan rawan bencana (KRB) relatif baik.

Hal itu didapat berdasarkan survei yang dilakukannya kepada warga di kawasan tersebut.

Menurutnya, ada empat nilai ketangguhaan bencana warga di lereng gunung, yaitu dianggap pratama, madya, utama, dan tangguh.

Di Kabupaten Sleman, DIY, ungkapnya, ada satu desa yang mendapat nilai utama dan tiga bernilai madya.

Baca juga: Peringatan 10 Tahun Erupsi Besar Merapi, BPPTKG Selenggarakan Kegiatan Mitigasi di Masa Pandemi

“Sehingga kalau begitu di Sleman rata-rata relatif baik. Di Magelang sebagian besar madya, satu yang tangguh,” ujarnya dalam Webinar ‘Narasi Ketangguhan Warga Merapi’ oleh BPPTKG, Rabu (28/10/2020).

Ia menjelaskan, karena semua daerah lereng Merapi berada di Pulau Jawa, untuk unsur layanan dasar dan respons darurat relatif baik.

Namun, hal-hal menyangkut rehabilitasi dan rekonstruksi tidak terlalu baik.

Sebab, rencana pemulihan itu biasanya dilakukan oleh pemerintah, bukan warga.

Eko pun menyampaikan rekomendasi untuk sisi pemulihan berupa pembuatan mekanisme penilaian kerusakan dan kerugian pasca bencana secara mandiri dan pembuatan mekanisme penilaian aset-aset strategis atau penting dan berisiko pada semua jenis ancaman.

Menurut Eko, ketangguhan warga Merapi perlu dikelola secara khusus dan penting dinilai karena warga berisiko.

Sementara, pemerintah daerah juga belum mempunyai fasilitas untuk datang secara cepat ke lokasi, sehingga kemandirian setiap desa itu diperlukan.

“Menilai ketangguhan itu berbasis pada beberapa bahan. Alatnya disebut panduan penilaian ketangguhan desa (PKD). Komponen dan indikator ketangguhan merujuk SNI 8357-2017 tentang Destana, Perka BNPB tentang Destana, Penilaian Kesiapsiagaan Bencana, Indikator-indikator kesiapsiagaan tematis,” bebernya.

Baca juga: Prediksi BPPTKG Yogyakarta Terkait Waktu dan Karakter Erupsi Gunung Merapi Berikutnya

Ia menyebutkan, penilaian ketangguhan bencana desa/kelurahan terdiri atas 5 komponen dan 28 indikator.

Pertama, penilaian kualitas dan akses layanan dasar.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved