Kompetisi Belum Jelas Bikin Gelandang Asing PSS Sleman Patah Hati
Belum adanya kepastian kompetisi sepak bola Tanah Air membuat gelandang asal Liberia milik PSS Sleman, Zah Rahan Krangar patah hati.
Penulis: R.Hanif Suryo Nugroho | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM - Belum adanya kepastian kompetisi sepak bola Tanah Air membuat gelandang asal Liberia milik PSS Sleman, Zah Rahan Krangar patah hati.
Menurutnya tim Super Elang Jawa sudah dalam kondisi siap tempur.
Namun beberapa hari saja jelang lanjutan kompetisi yang rencananya digulirkan mulai 1 Oktober 2020 lalu, kemudian diputuskan ditunda lantaran belum adanya izin dari pihak kepolisian.
Hingga tim kemudian diputuskan kembali diliburkan.
"Motivasi sangat tinggi, tapi sekarang sudah turun. Seperti patah hati, karena di menit terakhir mereka bilang enggak ada liga lagi. Lalu ada banyak pertemuan, bikin pemain pusing, semua stres," ujar Zah Rahan dilansir Tribunjogja.com dari kanal YouTube resmi klub.
Menurut pesepak bola asing yang sudah malang melintang di pentas sepak bola Tanah Air ini mengatakan, Indonesia sebenarnya memiliki atmosfer sepak bola yang bagus.
Hanya saja, beberapa hal membuat sepak bola di Indonesia terkadang dalam kondisi yang tidak bagus.
Baca juga: Debat Pilkada Perdana 27 Oktober 2020, KPU Gunungkidul Bentuk Tim Penyusun Materi
Baca juga: Berburu Sunrise dan Sunset dengan Menaiki Jeep di Gunung Telomoyo Magelang
"Sepakbola hal penting, karena tanpa sepak bola seperti hambar. Sepak bola Indonesia kadang-kadang bagus, kadang-kadang tidak, karena ada banyak hal. Tidak mungkin mencampur antara sepakbola dan politik. Itu masalah yang besar di Indonesia. Sekarang semua mau lihat pemain idolanya, karena sepak bola menghadirkan cinta," ujar Zah Rahan.
Meski Zah Rahan baru bergabung musim ini guna melengkapi kuartet pemain asing yang dimiliki PSS, namun ada cerita menarik yang ia bagikan.
Zah Rahan yang musim lalu memperkuat tim bertabur bintang, Madura United, mengaku sudah mencermati betul kekuatan PSS, tim kuda hitam yang kerap kali hadirkan kejutan bagi tim-tim besar.
Saat pertemuan kontra PSS Sleman di Liga 1 2019 lalu di Stadion Gelora Ratu Pamelingan, 31 Juli 2019, Zah Rahan yang absen lantaran cedera bahkan telah mewanti-wanti pada rekan setimnya, Greg Nwokolo serta direktur Madura United, Haruna Soemitro, bahwa PSS merupakan tim yang kuat meski baru promosi.
Benar saja, Sape Kerrab tumbang di kandang 0-1 lewat gol semata wayang winger PSS, Irkham Zahrul Mila.
"Tahun lalu saya bilang kepada Greg dan pak Haruna, ada satu tim yang harus diwaspadai semua tim besar, yaitu PSS Sleman. Saya melihat permainan PSS saat di luar. Kalau (PSS) tidak juara, mereka pasti ada di papan atas,” ungkap Zah Rahan.
"Mereka berasal dari Liga 2, dan bermain seperti itu. Mereka tidak percaya kepada saya. Waktu PSS main lawan Madura, saya bilang ke Greg dan pak Haruna, kita harus waspada. Apa yang saya bilang, PSS meledak, dan kami kalah. Saya lihat Mila main, cetak gol. Greg langsung menelepon saya (setelah pertandingan-red), dan kami bicara selama hampir satu jam," tambahnya.
Baca juga: Program Lumbung Mataram, Upaya Pemkot Yogya Wujudkan Ketahanan Pangan Mandiri
Baca juga: SMKN 6 Yogyakarta Resmi Jadi BLUD, Salah Satu Unit Usahanya Hotel dengan 20 Kamar
Nah setelah musim ini berlabuh di PSS, Zah Rahan pun mengaku cukup terkesan dengan kebersamaan yang terbangun dalam tim. Satu di antaranya yakni adanya pemain-pemain yang bisa membuat suasana dalam tim hidup.