Gelombang Pasang Hantam Warung Kuliner Pantai Selatan Bantul, Penjual Sebut Ini yang Terbesar
Gelombang pasang akibat pergeseran palung laut, menghantam bangunan di tepi pantai selatan Bantul, tepatnya di pantai Depok.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Gelombang pasang akibat pergeseran palung laut, menghantam bangunan di tepi pantai selatan Bantul, tepatnya di pantai Depok.
Sedikitnya, ada sekitar 10 warung kuliner yang berada di sepanjang bibir pantai terancam abrasi.
Bahkan, kuatnya gelombang laut telah menjangkau dan merusak sebagian teras bangunan warung.
Mujirah, pemilik warung makan kuliner yang terdampak abrasi mengungkapkan, fenomena gelombang pasang di pantai selatan sudah menjadi langganan, bahkan terjadi hampir setiap tahun.
Namun tahun ini memang dirasa cukup kuat dibanding tahun sebelumnya.
Terbukti rumah makan Kuliner Sendang Laut milik Mujirah, bersama sejumlah rumah makan lainnya mengalami kerusakan cukup parah, terutama pada bagian teras.
Baca juga: Gubernur DI Yogyakarta Soal Vaksin Covid-19, Tahap Pertama untuk Usia 18 Hingga 59 Tahun
Pantauan dilokasi, sebagian pondasi teras bangunan ambrol.
Sejumlah paving block yang digunakan untuk lantai terkelupas.
Menurut dia, semua itu akibat hantaman gelombang pasang yang sudah terjadi sejak dua hari yang lalu.
"Tapi hari ini memang yang paling besar," ungkap Mujirah, ditemui di lokasi, Kamis (22/10/2020).
Mujirah bersama pemilik rumah makan lainnya, mencoba tetap bertahan.
Mereka membangun tanggul seadanya menggunakan karung yang diisi pasir.
Baca juga: UPT Malioboro Bakal Tambah Personel Penjaga di Masa Libur Panjang
Kemudian, pada bagian tepi pantai dipagar dengan bambu seadanya.
Kendati warungnya mulai terkikis abrasi, Mujirah tetap berjualan.
Ia mengaku tidak takut. Sebab, gelombang pasang dianggap fenomena alam yang sudah biasa.
Pihaknya berharap gelombang pasang segera mereda. Sehingga warung segera diperbaiki agar bisa berjualan dengan nyaman.
"Kalau gelombang sudah surut dan stabil. Ya, langsung saya perbaiki lagi," ucap Mujirah, seraya berkata, dirinya sudah berjualan lebih dari 10 tahun di tepi pantai.
Senada, diungkapkan Nunik. Pemilik rumah makan dipesisir pantai Depok dan terdampak gelombang pasang itu mengaku sudah terbiasa.
Baca juga: Pemda DI Yogyakarta Optimis Libur Panjang Dapat Tingkatkan Ekonomi Lewat Belanja Wisatawan
Sama seperti Mujirah, Nunik tetap membuka warungnya.
"Kami dipinggiran pantai terbiasa. Tidak apa-apa," ungkapnya.
Nunik mengungkapkan, berdasarkan pengamatan dirinya, fenomena gelombang pasang kuat yang sampai menjangkau warung kuliner memiliki siklus lima tahunan.
Menurutnya, semua itu terjadi akibat pergeseran palung dan akan surut dengan sendirinya.
Karena itu, pihaknya berharap wisatawan tidak usah takut apalagi panik.
Sebab, gelombang pasang menghantam warung dianggap sudah biasa.
"Kami tetap buka. Kami harap wisatawan tidak perlu takut wisata kuliner. Silakan makan. Tapi main ke lautnya dikurangi karena ombaknya lagi tinggi," ucap dia. (Rif)
