Jaringan Bioskop CGV di Korea Selatan akan Ditutup Karena Turunnya Pendapatan saat Pandemi
Kabar mengejutkan datang dari CGV. Dilansir dari berbagai sumber di media Korea Selatan, sebanyak 30 persen bioskop jaringan CGV akan ditutup karena
Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Mona Kriesdinar
TRIBUNJOGJA.COM - Kabar mengejutkan datang dari CGV. Dilansir dari berbagai sumber di media Korea Selatan, sebanyak 30 persen bioskop jaringan CGV akan ditutup karena kemerosotan pendapatan akibat pandemi virus corona.
CGV, operator multipleks terbesar di negara itu, pada hari Senin (19/10/2020) mengatakan akan mengurangi 30 persen bioskopnya karena pandemi terus menghantam industri film.
Sebagai bagian dari rencana restrukturisasi, rantai tersebut akan menutup 35 hingga 40 bioskop, yang menyumbang hampir 30 persen dari bioskop di seluruh negeri, dalam waktu tiga tahun.
Pembukaan cabang baru akan ditunda atau dibatalkan, karena pendapatan perusahaan diperkirakan turun hampir 70 persen dari tahun sebelumnya.
Baca juga: Bioskop Tutup, Film Song Joong Ki dan Park Shin Hye Ini Mungkin Akan Langsung Tayang di Netflix

Ini merupakan cerminan dari perjuangan yang dihadapi bioskop dalam negeri sejak COVID-19 melanda negara itu pada Februari 2020.
Sedangkan untuk cabang yang sudah ada, perusahaan akan memberlakukan kebijakan yang lebih fleksibel seperti membatasi jumlah pemutaran tergantung pada lineup film dan perkiraan ukuran penonton.
Misalnya, beberapa teater sedang mempertimbangkan untuk tutup selama hari kerja dan hanya dibuka pada akhir pekan untuk meningkatkan efisiensi operasional.
Langkah itu dilakukan karena studio film terus menunda film hits karena pandemi yang sedang berlangsung.
enayangan perdana petualangan sci-fi ‘Space Sweepers’, salah satu film laris yang paling ditunggu tahun ini,
ditunda, sementara pembukaan film thriller misteri lokal ‘Call’ ditunda tanpa batas waktu.
Menurut data Dewan Film Korea, jumlah penonton bioskop tahun ini hingga September anjlok 70,8 persen dari periode yang sama tahun lalu.
Baca juga: Pandemi Corona Tak Ada Akhir, Begini Nasib Pendapatan Bioskop di Korea Selatan
Sebelumnya, rantai film mengumumkan akan menaikkan harga tiket hingga 2.000 won ($ 1,75) mulai 26 Oktober. Menurut CGV, harga tiket akan naik menjadi 12.000 won dan 13.000 won untuk film 2D setelah jam 1 siang. pada hari kerja dan akhir pekan (Jumat hingga Minggu).
Ini juga akan menghapus sistem penetapan harga kursi saat ini di mana harga kursi berbeda menurut zona, yakni ekonomi, standar dan prima.
Kursi di zona utama lebih mahal 2.000 won daripada kursi ekonomi. Namun, itu akan mempertahankan diskon 1.000 won untuk dua baris pertama. Harga tiket teater 4DX dan IMAX juga akan naik 1.000 won.
"Kami telah memperketat ikat pinggang kami untuk menangani krisis keuangan yang diakibatkan oleh pandemi, tetapi karena dampak berkepanjangan dari COVID-19 dan sejumlah rilis lokal dan Hollywood ditunda, kami merasa perlu untuk menerapkannya dengan keras,” ujar salah seorang pejabat CGV.
Ia menilai, ini adalah tindakan untuk menyelamatkan diri dari jurang kebangkrutan.
Baca juga: Gelombang Kedua Pandemi Virus Corona Turut Menghantam Bioskop di Korea Selatan

"Kami akan membuat tindakan yang lebih kuat jika perlu,” tambahnya.
Rantai multipleks juga mengatakan akan terus menjual aset yang tidak menguntungkan dan mempertimbangkan kembali proyek yang tidak efisien.
Pada paruh pertama tahun ini, bioskop didorong untuk mengamankan likuiditas dengan menjual entitas dan saham yang merugi dalam operasi di luar negeri.
Perusahaan juga menerapkan program pensiun dini dan menutup sepertiga operasinya secara nasional selama sebulan.
Belum diketahui bagaimana nasib bioskop CGV di Indonesia. Sebab, Indonesia juga masih berkutat dengan penanganan pandemi virus corona.
PT Graha Layar Prima Tbk (Perseroan) yang menaungi bioskop CGV masih menutup jaringan teater di seluruh Indonesia hingga waktu yang belum ditentukan.
Dalam keterangan resmi yang dirilis di Bursa Efek Indonesia (BEI) bulan April 2020 lalu, penutupan sementara ini untuk memastikan keamanan dan kesehatan masyarakat juga karyawan Perseroan.
Awalnya, CGV tutup hingga 5 April 2020. Namun, mengikuti instruksi pemerintah pusat untuk memperpanjang masa tanggap darurat Covid-19 di Indonesia, Perseroan memperpanjang masa penutupan sementara seluruh bioskop CGV di Indonesia.
Perseroan akan memantau perkembangan di Indonesia serta menunggu instruksi pemerintah pusat dan daerah untuk melanjutkan kembali operasional bioskop CGV.
“Selama masa penutupan ini, karyawan di bioskop CGV memang tidak bekerja, tetapi hak-haknya sebagai pekerja tetap kami penuhi. Untuk karyawan di bioskop, mereka ada di rumah, namun karyawan pusat harus bekerja dari rumah,” ujar Direktur PT Graha Layar Prima Tbk, Deoksu Yeo, Jumat (17/4/2020).
Menurutnya, kesejahteraan karyawan adalah prioritas di tengah pandemi.

“Sekarang, kami fokus untuk menyusun strategi, menstabilkan bisnis dimulai dengan sebisa mungkin menurunkan biaya usaha, seperti beban pajak, beban biaya pemeliharaan dan lain-lain,” tambahnya.
Ia berharap, pemerintah bisa segera menyelesaikan masalah virus corona agar perekonomian segera kembali bergairah.
“Kami juga meminta keringanan pajak, mengingat pemasukan kami dari penjualan tiket, makanan dan minuman serta merchandise menjadi tidak ada,” tandasnya.
Tak hanya CGV, dua perusahaan bioskop besar di Indonesia lain, Cinema XXI dan Cinepolis harus tutup hingga batas waktu yang belum ditentukan.
( Tribunjogja.com | Bunga Kartikasari )