Kulon Progo
Java Dayu Lakukan Audiensi dengan Bupati Kulon Progo Terkait Even Lanjutan Moro Borobudur
Bupati Kulon Progo, Sutedjo memberikan beberapa saran terkait project terusan dari Moro Borobudur.
Penulis: Sri Cahyani Putri | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Sri Cahyani Putri Purwaningsih
TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Terkait perizinan dan permintaan pendapat mengenai rencana lokasi akan diadakannya project terusan dari Moro Borobudur yang sebelumnya dilaksanakan oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, even organizer (EO) Java Dayu yang merupakan mitra Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) melakukan audiensi terhadap Bupati Kulon Progo.
Owner EO Java Dayu, Oka Zakaria menjelaskan terkait lokasi rencana diadakannya acara tersebut, dirinya memilih Kulon Progo karena daerah tersebut tepat untuk diadakan sebuah even yang cukup besar dan detail.
"Kami memiliki ide, kalau di DIY sering ada acara seperti Prambanan Jazz yang diadakan di Candi Prambanan kenapa tidak menyelenggarakan acara seperti itu di Kulon Progo. Padahal Kulon Progo menjadi daerah baru yang belum memiliki even sedetail acara itu. Sementara branding yang akan kami angkat di Kulon Progo seperti UKM Expo karena disini sudah banyak UKM binaan yang bisa diikutsertakan," tuturnya Senin (19/10/2020).
Selain ide tersebut, ia juga meminta saran mengenai lokasi yang cocok untuk menyelenggarakan even tersebut.
Baca juga: Dinpar Kulon Progo Gelar Kolaborasi Kiskendo Mahaswara untuk Geliatkan Pariwisata
Sebab, rencana sebelumnya acara tersebut akan digelar di Taman Budaya Kulon Progo (TBK) dengan pertimbangan dapat membendung massa dan faktor cuaca.
"Jadi kami minta pendapat kira-kira lokasi mana yang sesuai untuk menggelar acara itu," ucapnya.
Lebih lanjut, Bupati Kulon Progo, Sutedjo menyarankan agar acara digelar di Taman Budaya Kulon Progo (TBK) supaya lebih mudah mengendalikan massa di saat pandemi Covid-19 masih berlangsung.
Serta terhindar dari risiko hujan karena acara digelar di dalam gedung tertutup.
Selain itu, ia juga menyarankan dalam pelaksanaannya dapat melibatkan masyarakat setempat untuk membantu memfilter pengunjung yang datang.
Hal ini karena masyarakat dianggap mengetahui kondisi lokasi dan arah datangnya pengunjung baik di dalam maupun luar daerah.
"Untuk mengurangi kerumunan masyarakat dapat dilibatkan dalam acara tersebut," ujarnya. (TRIBUNJOGJA.COM)