Penanganan Covid
Sempat Dihantam Pandemi, Kerajinan di Bantul untuk Pasar Ekspor Mulai Menggeliat
Meskipun belum pulih seratus persen tetapi perlahan sudah mulai ada pesanan dari luar negeri untuk produk kerajinan.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Produk kerajinan di Kabupaten Bantul untuk pasar ekspor saat ini sudah mulai menggeliat setelah sempat terpuruk dihantam pandemi Coronavirus Disease 2019 atau (Covid-19).
Meskipun belum pulih seratus persen tetapi perlahan sudah mulai ada pesanan dari luar negeri untuk produk kerajinan.
"Kondisinya masih terdampak. Tapi sudah menggeliat. Meskipun belum pulih seratus persen," kata pemilik kerajinan Gandok Craft, Supandi di Dusun Gersik, Desa Sumbermulyo, Bambanglipuro, Bantul, Minggu (18/10/2020).
Gandok Craft merupakan usaha yang bergerak di bidang produksi kerajinan tangan (handicraft).
Baca juga: Belajar Otodidak, Warga Bantul Ubah Limbah Jadi Kerajinan
Produknya beraneka ragam, mulai dari produk dekorasi rumah, bathroom aksesori, hingga kursi stull.
Pangsa pasarnya ada yang dalam negeri namun sebagian besar ekspor ke mancanegara.
Seperti ke Jepang, hingga ke negara Amerika dan benua Eropa.
Supandi menceritakan, usahanya mulai terdampak pandemi sejak Covid-19 merebak di Indonesia pada bulan Maret 2020.
Jumlah pesanan dari luar negeri menurutnya terus berkurang bahkan 50 persen lebih.
Kapasitas produksi perbulan awalnya 100 - 130 kerajinan dan dikerjakan oleh 5 - 8 orang.
Tapi karena imbas pandemi, jumlah pengrajin terpaksa dikurangi dan hanya mempertahankan dua perajin.
Sebab, hanya memproduksi sekitar 20 pesanan saja.
Kondisi sulit itu, berlangsung cukup lama, sampai berbulan-bulan.
Hingga saat ini, diakui dia, kondisinya berangsur-angsur mulai membaik meskipun belum sepenuhnya pulih.
Sejumlah perusahaan sudah ada yang meminta sampel produk.
Baca juga: Kerajinan Bambu di Dlingo Bantul Mulai Kebanjiran Pesanan
Bahkan, "Minggu lalu, sudah ada pesanan. Buat kursi stull sekitar 100. Untuk dikirim ke Jepang dan ke Eropa," kata Supandi.
Ekspor ke Jepang, menurut dia, dilakukan langsung.
Tetapi pangsa pasar ke Amerika dan Eropa, biasanya bekerjasama dengan eksportir.
Ketua Masyarakat Mabel dan Kerajinan Bantul, Endro Wardoyo mengungkapkan, bagi pelaku usaha kerajinan di tengah situasi pandemi memang dilematis dan serba sulit.
Banyak kendala dihadapi pengrajin terutama pasar.
Pihaknya berharap, ada support dari pemerintah untuk lebih menggeliatkan pasar, bisa melalui pameran - pameran virtual maupun pameran terbatas.
"Kita butuh support dari pemerintah. Soal pasar ini yang utama. Semoga vaksin (Covid-19) cepat terdistribusi. Sehingga Pasar bisa pulih kembali," harap dia. (TRIBUNJOGJA.COM)
Catatan Redaksi: Bersama kita lawan virus corona. Tribunjogja.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan. Ingat pesan ibu 3M:
- Wajib Memakai masker
- Wajib Menjaga jarak dan menghindari kerumunan
- Wajib Mencuci tangan dengan sabun