Penanganan Covid
Pengusaha Furnitur Bantul Banting Setir Ke Wastafel Injak, Banjir Pesanan Hingga Tambah Karyawan
Rumahku Indah, itulah usaha milik Nova yang berlokasi di Jalan Lestari, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul
Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL – Usaha produk furnitur milik Nova Suparmanto (30) sempat meliburkan seluruh karyawannya selama tiga minggu saat pertama kali pandemi melanda, yakni Maret hingga April 2020.
Rumahku Indah, itulah usaha milik Nova yang berlokasi di Jalan Lestari, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul ini semula memproduki perlengkapan mebel semisal rak dan meja kayu.
Saat pandemi melanda, praktis pelanggan usaha itu merosot drastis.
Begitu pula dengan usaha lainnya milik Nova, yakni Astutik yang bergerak di bidang pembuatan kompor listrik untuk batik dan peralatan membatik lainnya.
Baca juga: Terdampak PHK, Mantan Karyawan di Yogyakarta Ini Sukses Pasarkan Masker Kain ke Seluruh Indonesia
“Alat bikin kompor listrik untuk batik, canting, nah itu sempat pas awal pandemi terdampak. Sekolah tutup, industri batik enggak jalan. Sempat libur karyawan 2-3 minggu,” ungkap Nova kepada Tribunjogja.com.
Tak mau kondisi itu berkepanjangan, Nova pun memutar otak. Ia mencoba adaptif dengan kebutuhan pasar.
“Sudah punya karyawan, alat produksi ada, saya berpikir harus bikin yang lain ini. Harus masuk ke pasar, yang dibutuhkan pasar apa. Lalu terpikirlah membuat wastafel injak,” tuturnya.
Baca juga: Kisah Mbah Sidep, Penjual Gerabah yang Puluhan Tahun Keliling Yogya dengan Sepeda Ontel Tua
Awal April, Nova dan tim mulai melakukan riset terkait produk wastafel injak. Di minggu ketiga bulan itu, ia membuat satu prototipe wastafel.
“Ya sempat investasi untuk dua hal itu, riset dan pembuatan prototipe. Tapi enggak keluar (uang) terlalu banyak,” bebernya.
Sejak April, karyawan Nova sudah bisa kembali bekerja namun dengan sistem shift, sehari masuk sehari tidak.
Sistem kerja itu sempat bertahan selama tiga minggu.
Pertengahan Mei, pasar usahanya mulai normal.
Selama Juni hingga Agustus merupakan puncaknya tawaran datang hingga ia kebanjiran permintaan.
Baca juga: Kisah Dosen Unibraw Gowes 300 Km per Hari, Jadi Jawara Klasemen Dunia Aplikasi Strava
“Sampai sekarang sudah memproduksi hampir 500 wastafel. Sehari bisa membuat 6 unit tanpa lembur. Kalau enggak bikin wastafel mungkin sampai sekarang ini masih terdampak (krisis),” ucap Nova.