Viral Medsos

Viral di Media Sosial, Kisah Heroik Rangga, Bocah SD dari Aceh yang Menyelamatkan Ibu dari Pemerkosa

Nama Rangga menjadi trending topic di Twitter, Kamis (15/10/2020) malam. Ia bukanlah siapa-siapa, namun kisah heroiknya mampu menarik perhatian warga

Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Mona Kriesdinar
Facebook Fadli Fajar
Foto Fadli Fajar dan Rangga yang diabadikan baru-baru ini 

TRIBUNJOGJA.COM - Nama Rangga menjadi trending topic di Twitter, Kamis (15/10/2020) malam. Ia bukanlah siapa-siapa, namun kisah heroiknya mampu menarik perhatian warganet Indonesia.

Pahlawan cilik, itulah yang disematkan warganet Indonesia untuk sosok Dek Rangga. Ia adalah bocah berusia sembilan tahun yang tewas bersimbah darah karena membela ibunya, Dn (28), saat hendak diperkosa oleh seorang residivis.

Rasa cintanya kepada sang ibu membuatnya terus membela, hingga nyawa kecilnya pun tak mampu bertahan dan akhirnya ia tewas dengan tebasan parang tajam yang dilayangkan kepadanya berkali-kali.

Baca juga: Baru Sebulan Bebas, Napi Kasus Perkosaan di Lampung Kembali Ditangkap Polisi Karena Rudapaksa Gadis

Pemerkosaan sekaligus pembunuhan itu terjadi di hari Sabtu (10/10/2020), tengah malam pukul 02.00. Pelaku masuk ke rumah korban yang jauh dari pemukiman di Kecamatan Birem Bayeun, Aceh Timur.

Rumah Rangga dan ibunya, Dn bukan rumah yang megah, hanya gubuk reot yang terletak di ujung areal persawahan dan pohon sawit.

Di situ, pemerkosa dan mantan narapidana yang bernama Samsul Bahri (36) membunuh Rangga.

Kejadian itu terjadi di waktu subuh saat Samsul Bahri merasa birahi dan masuk begitu saja ke rumah Dn, mencoba memerkosanya.

Baca juga: Kisah Pilu Penderita Sindrom Putri Tidur Asal Pamekasan, 16 Bulan Tertidur Hingga Akhirnya Meninggal

Dn mengetahui hal itu dan berusaha memberontak, membuat Rangga yang tidur di sampingnya kaget. Tak berlama, Rangga mencoba menolong Dn.

Diketahui, saat tragedi itu, ayah Rangga yang bernama FF sedang mencari nafkah dengan melaut.

Samsul menebas Rangga dengan sebilah parang dan memasukannya ke dalam karung, ketika Rangga masih setengah hidup.

Setelahnya, Samsul membawa tubuh Rangga ke sungai yang masih berada di dekat situ. Dengan tega, ia pun membuang tubuh Rangga.

Baca juga: Kisah Pilu Sekeluarga di Bojonegoro, Tewas Tersengat Listrik Jebakan Tikus di Tengah Sawah

Hingga kini, ucapan belasungkawa terus mengalir di media sosial untuk sosok 'Dek Rangga', si pemberani yang kini nyawanya telah tiada.

Mengutip Serambinews, Kasat Reskrim Polres Langsa, Iptu Arief S Wibowo, dalam konfrensi pers, Selasa (13/10/2020), juga menyampaikan tentang kronologis kasus pembunuhan yang dilakukan Samsul Bahri terhadap Rangga dan pemerkosaan yang dilakukan terhadap ibu Rangga, Dn.

Arief mengatakan, pembunuhan dan pemerkosaan itu terjadi pada Sabtu (10/10/2020) pukul 02.00 WIB di rumah korban, Kecamatan Birem Bayeun.

Samsul Bahri masuk ke rumah korban melalui pintu depan dengan mencongkel kunci kayu menggunakan parang.

Setelah pintu terbuka, Samsul melihat korban yang sedang tidur bersama anaknya.

“Pelaku langsung datang menghampiri dan meraba-raba tubuh korban (Dn). Korban terbangun dan melihat pelaku sudah tanpa pakaian dan memegang senjata tajam berupa parang,” ujar Arief.

Dn spontan langsung membangunkan anaknya Rangga agar lari menyelamatkan diri.

Begitu terbangun, Rangga melihat pelaku dan langsung berteriak. Seketika itu pula Samsul Bahri membacok Rangga di bagian pundak sebelah kanan.

Samsul Bahri lantas mendorong tubuh Dn dan kembali menebaskan parangnya ke bagian leher Rangga, dilanjutkan dengan menusuk pundak sebelah kiri dan bagian dada masing-masing sebanyak satu kali.

“Setelah itu, pelaku menyeret korban Dn keluar dari rumah dan mencoba memperkosa korban,” imbuh Kasat Reskrim.

Sementara, netizen kagum dengan sosok Rangga yang pemberani. Mereka mendoakan Rangga agar berada di surga.

Berikut kutipan singkat wawancara Serambinewscom, lewat hubungan telepon dengan ayah kandung almarhum Rangga, Fadli Fajar (32), Selasa (13/10/2020) sore.

Almarhum Rangga, merupakan anak pertama Fadli Fajar, baru sekitar dua pekan lebih ikut tinggal dengan ibunya, Dn, di Aceh, tepatnya di Kecamatan Birem Bayeun, Aceh Timur.

Menurut Fadli Fajar, ia sudah berpisah dengan korban Dn (28) sekitar 2 tahun lalu. Sejak itu, almarhum Rangga dan satu orang adiknya tinggal bersama sang ayah Fadli Fajar dan kakek sseta neneknya, di Medan Selayang.

"Tanggal 19 September 2020 lalu, saya baru saja merayakan ultah almarhum Rangga yang genap diusianya ke-10 tahun," ujar Fadli Fajar, berdarah Aceh dan Karo ini.

Kakek almarhum Rangga ternyata merupakan orang Lhokseukon, Aceh Utara dan neneknya suku Karo (orang tua Fadli Fajar).

Sambung Fadli, berapa hari setelah merayakan ultah yang ke -10 rumah Fadli di Medan Selayang, berapa hari kemudian almarhum Rangga dijemput ibunya untuk tinggal bersama di Aceh.

Waktu itu, bahwa ayahnya mengaku berat melepas Rangga ikut dengan ibunya.

"Saya dapat kabar bahwa sebelum meningal, anak saya sempat disuruh lari sama Ibunya, tapi Ia tidak mau lari dia lawan pelaku," ungkapnya.

"Setelah terkena parang ia sempat terucap, sakit, lalu ia langsung terdiam, mungkin saat itu anak saya ini sakratul maut," ucap Fadli.

Kenang Fadli, selama duduk di bangku sekolah di salah satu SD Negeri di Medan Selayang dimana ayahnya tinggal sekarang, Rangga selalu mendapat rangking 1 dan 2.

Ia anak yang cerdas, dan diusianya itu anak lain belum tentu banyak yang sudah bisa membaca Alquran, namun ia sudah mampu membacanya.

Pahlawan cilik ini juga orang yang periang, baik dengan adiknya, dan dia tipikal orang yang keras, berani, dan juga berpendirian.

(Tribunjogja.com | Bunga Kartikasari )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved