Wabah Virus Corona
Kasus COVID-19 Terus Meningkat, Uni Eropa Perketat Pembatasan Sosial, Restoran Tutup Lebih Cepat
Pemerintah di Eropa akan segera meningkatkan pembatasan sosial guna menekan peningkatan kasus Covid-19 di benua tersebut. Sebab, di minggu ini
Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Rina Eviana
Sementara Jerman mengumumkan bahwa bar dan restoran di daerah berisiko tinggi harus tutup lebih awal.
Kanselir Angela Merkel mengumumkan pembatasan yang diperketat pada Rabu karena negara itu mencatat lebih dari 5.000 infeksi baru untuk pertama kalinya sejak April.
Ia mengatakan kepada badan penasihat Uni Eropa bahwa dia mengamati angka infeksi yang meningkat dengan sangat prihatin.
"Kita tidak boleh menyia-nyiakan sekarang apa yang kita capai melalui pembatasan dalam beberapa bulan terakhir," kata Merkel dalam pidatonya.
“Tak satu pun dari kami yang merasa mudah untuk memberlakukan pembatasan itu,” tambahnya.
"Banyak orang kehilangan nyawanya, jadi semakin penting bagi kami untuk memastikan sekarang bahwa pembatasan lebih lanjut tidak diperlukan, bahwa sistem kesehatan kami tidak terlalu lelah lagi," ucapnya.
Di daerah di mana infeksi melebihi 50 per 100.000 penduduk, bar dan restoran harus tutup pada pukul 23:00. Pertemuan pribadi akan dibatasi hingga 10 orang dari dua rumah tangga.

Di seluruh Eropa, pemerintah memberlakukan pembatasan baru untuk memerangi gelombang kedua infeksi.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Selasa (12/10/2020), mengatakan setidaknya ada lebih dari 700.000 kasus Covid-19 baru yang dilaporkan di Eropa minggu lalu, melonjak 34% dari minggu sebelumnya.
Inggris, Prancis, Rusia, dan Spanyol menyumbang lebih dari setengah infeksi baru.
Peningkatan tersebut merupakan hasil dari lebih banyak pengujian, tetapi badan kesehatan PBB mencatat bahwa kematian juga naik 16% minggu lalu dari minggu sebelumnya.
Dokter memperingatkan bahwa meski banyak kasus baru terjadi pada orang muda, yang cenderung memiliki gejala yang lebih ringan, namun virus dapat mulai menyebar kembali secara luas di antara orang tua, mengakibatkan penyakit yang lebih serius.
Badan kesehatan PBB tampaknya mendukung pendekatan baru tersebut, dengan juru bicara WHO Tarik Jasarevic mengatakan penguncian harus menjadi upaya terakhir.
( Tribunjogja.com | Bunga Kartikasari )