Kisah Inspiratif

Cerita Tukang Sol Sepatu di Yogyakarta Langganan Para Mahasiswa Hingga Pekerja Kantoran

Wardiman tukang sol sepatu di jalan Kranggan, kota Yogyakarta sedang memperbaiki sepatu pelanggannya

Tribunjogja.com | Nanda Sagita Ginting
Wardiman (60) tukang sol sepatu di jalan Kranggan, kota Yogyakarta sedang memperbaiki sepatu pelanggannya, Senin (12/10/2020). 

Di lapak sederhana di depan toko yang sudah tak beroperasi di jalan Kranggan, kota Yogyakarta, Wardiman (60) tukang sol sepatu membangun tempat mengais rezekinya, yang beralaskan karpet tipis dengan ditemani dua rak sepatu tempat menyusun sepatu-sepatu pelanggannya yang menunggu giliran untuk diperbaiki.

Tak pernah mengeluh- Wardiman (60) tukang sol sepatu di jalan Kranggan, kota Yogyakarta sedang memperbaiki sepatu pelanggan pada Senin (12/10/2020).
Tak pernah mengeluh- Wardiman (60) tukang sol sepatu di jalan Kranggan, kota Yogyakarta sedang memperbaiki sepatu pelanggan pada Senin (12/10/2020). (Tribunjogja/ Nanda Sagita Ginting)

RAUT wajahnya tampak serius saat memperbaiki alas kaki milik pelanggannya.

Tangannya bekerja cukup terlatih menjahit bagian alas yang menganga menggunakan jarum besi yang sudah dikaitkan dengan benang nilon.

Pekerjaan menjadi penyedia jasa perbaikan alas kaki sudah digelutinya sejak 20 tahun lalu.

Keterampilan menjahit didapatkannya secara autodidak.

"Dari tahun 2001 sudah bekerja sebagai tukang sol. Dulunya, yang mengajak teman, dari situ mulai belajar sendiri dengan cara melihatnya (teman) memperbaiki sepatu," jelasnya kepada Tribunjogja.com, pada Senin (12/10/2020).

Lalu, kemudian ia pun membuka jasa perbaikan sol sepatu sendiri.

Sekitar 2002 dirinya memiliki tempat kecil (kios) untuk menjajakan jasa perbaikan sepatunya di jalan Kyai Mojo, kota Yogyakarta.

Namun, nahas kiosnya dipaksa dibongkar oleh satpol PP tanpa ada pemberitahuan sebelumnya.

"Kurang tahu juga kok bisa dibongkar, kan kejadiannya pada malam hari dan tidak ada informasi,"

Baca juga: KISAH Kapster Bertitel Magister, Bermula dari Rumah ke Rumah Hingga Punya Barbershop

"Ketika, pagi saat hendak kerja kiosnya sudah tak ada bangunannya," kenangnya sembari tetap memperbaiki sepatu pelanggannya.

Setelah, kiosnya dibongkar dan tak ada tempat untuk menggelar lapak.

Ia pun memutuskan untuk keliling menjajakan sol sepatunya.

Berkeliling dilakukannya dengan berjalan kaki, menyusuri gang-gang sempit di sekitar kota Yogyakarta.

"Ya, gimana pun saya harus bisa mencari uang untuk istri dan kedua anak saya."

"Pada masa itu belum ada kendaraan berjalan kaki jadi pilihan."

"Kelilingnya di sekitar kota Yogyakarta dengan membawa kotak kayu yang berisikan alat-alat menjahit sol sepatu," ucapnya.

Berkeliling menawarkan jasa sol sepatu dilakukannya hingga 2008.

Sekitar 2009, salah satu pelanggannya menawarkan tempat berjualan di depan tokonya yang sudah lama tutup.

Hingga sekarang, tempat tersebut menjadi ruang mengais rezekinya.

Setiap hari, sekitar dua atau tiga sepatu bisa dikerjakannya.

Pelanggannya cukup banyak mulai dari kalangan mahasiswa, pekerja kantor, hingga ibu rumah tangga.

Harga jasa perbaikan sepatu miliknya dibanderol mulai harga Rp10 ribu hingga Rp20 ribu tergantung tingkat kerusakan.

Selain iti, dirinya pun menerima jasa tukar tambah sepatu dengan harga mulai Rp50 ribu sampai Rp80 ribu.

"Sekarang jualan di sini hampir 10 tahun."

Baca juga: Kisah Mbah Laksmi Penjual Buah di Pasar Lempuyangan Yogyakarta, Semangat di Usia Senja

"Sudah banyak yang kenal dan jadi pelanggan tetap. Alhamdullilah, hasilnya masih mencukupi kebutuhan keluarga," ungkapnya.

Tetap bersemangat dalam mencari nafkah dilandasi rasa tanggung jawabnya terhadap keluarga.

Lagipula, dirinya masih ada tanggungan untuk sekolah anak keduanya di tingkat sekolah menengah atas (SMA).

Sedangkan, anak pertamanya sudah berkeluarga dan menetap di Jakarta.

"Namanya juga kepala keluarga, mana kenal usia. Kalau masih ada yang harus dibiayai harus bekerja. Prinsip saya pantang memelas kasihan orang lain," ungkapnya.

Ia pun berharap, agar selalu diberikan kesehatan dan kemudahan dalam mencari rezeki.

"Ke depannya tetap bisa sehat agar bisa memberikan yang terbaik untuk keluarga. Dan, diberi kelapangan rezeki oleh yang Kuasa," pungkasnya. ( Tribunjogja.com | Nanda Sagita Ginting )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved