Bupati Sleman: PR Dinas Koperasi UKM untuk Menjadi Pendamping Usaha Mikro

Dari seluruh usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang ada di Kabupaten Sleman, sebesar 97,76 persennya merupakan usaha skala mikro

Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Kurniatul Hidayah
Tribunjogja/ Maruti A Husna
Bupati Sleman, Sri Purnomo (tengah) saat melakukan launching dan webinar Pameran Virtual Kendi Sembada, Senin (12/10/2020). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Dari seluruh usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang ada di Kabupaten Sleman, sebesar 97,76 persennya merupakan usaha skala mikro.

Sementara, sisanya sebesar 2,17 persen berskala kecil dan 0,07 persen berskala menengah.

“Ini memang betul-betul menjadi pekerjaan rumah Dinas Koperasi UKM untuk menjadi pendamping dan menggerakkan usaha mikro yang 97 persen itu,” ujar Bupati Kabupaten Sleman, Sri Purnomo dalam Webinar Pameran Virtual Kendi Sembada, Senin (12/10/2020).

Sri Purnomo melanjutkan, berdasarkan sektor usaha UMKM di Kabupaten Sleman terbagi menjadi sektor pertanian dan pertambangan sebanyak 70 UMKM (0,17 persen), industri pengolahan 8.846 UMKM (21,02 persen).

Selanjutnya, makanan dan minuman 9.802 UMKM (23,29 persen), perdagangan besar dan eceran 18.681 (44,38 persen), dan jasa 4.690 (11,14 persen). Total terdapat 42.089 UMKM di Kabupaten Sleman.

Baca juga: Keberadaan Galeri UMKM di Bandara YIA Dapat Mengangkat Produk Lokal

Baca juga: Digitalisasi UMKM di Gunungkidul Diharapkan Mampu Dongkrak Potensi Usaha di Bidang Ekonomi Kreatif

Ia menuturkan, ada dua permasalahan UMKM di masa adaptasi kebiasaan baru ini.

Pertama, terbatasnya akses pemasaran karena akses terhadap teknologi rendah.

Kapasitas kurang dan terbatasnya tenaga dan waktu untuk mengelola pemasaran digital.

Kedua, berubahnya prioritas belanja masyarakat.

“Di balik suatu musibah pasti ada hikmah. Di masa pandemi ini ada pula hikmah yang dapat dipetik UMKM,” ungkapnya.

Hal itu di antaranya, masyarakat mulai menemukan celah dan peluang untuk berusaha dengan penerapan protokol yang ketat dan banyak usaha yang mulai menyesuaikan diri dengan situasi yang ada.

Selain itu, banyak bermunculan UMKM baru, kompetisi menjadi semakin ketat sehingga diperlukan kreativitas UMKM serta kemampuan digital menjadi penting dan penentu kesinambungan usaha.

Kabupaten Sleman selama ini melakukan beberapa strategi pengembangan UMKM saat pandemi Covid-19.

Baca juga: Kisah Pelaku Usaha UMKM Jualan Sego Berkat Gara-gara Pandemi Virus Corona

Baca juga: Bank Indonesia DI Yogyakarta Gelar Premium Expo UMKM Nguri-uri Batik Jogja

Di antaranya pelatihan tatap muka dengan protokol ketat, pelatihan online dan webinar untuk kemampuan praktis, stimulus penguatan modal bagi pelaku UMKM terdampak, dan pelatihan untuk menghasilkan nilai tambah pendapatan.

Selanjutnya, optimalisasikan Pusat Layanan Usaha Terpadu Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah (PLUT KUMKM), fasilitasi penjualan online melalui Sleman Mart, dan pameran virtual peken digital (Kendi) Sembada.

Dalam program Kendi Sembada yang digelar 12 Oktober hingga 13 November 2020 terdapat 85 UMKM Kabupaten Sleman yang lolos kurasi dan menjadi pengisi stand pameran virtual ini.

Meliputi 5 UMKM produk kerajinan, 51 UMKM produk makanan dan minuman, 26 UMKM produk fashion, 1 UMKM produk tanaman anggrek, dan 1 UMKM produk health care.

“Pelanggan cukup mengunduh aplikasi virtual Kendi Sembada melalui aplikasi Google Playstore, lalu pengunjung dapat menikmati suasana pameran secara virtual,” tandas Bupati Sleman. (uti)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved