Dana Keistimewaan

Belanja Danais DI Yogyakarta Mencapai Rp 879 Miliar

Jika ditotal, nilai transfer Danais tahap pertama dan kedua saat ini mencapai Rp1,056 triliun.

Penulis: Miftahul Huda | Editor: Kurniatul Hidayah
Tribunjogja/ Miftahul Huda
Paniradya Pati DI Yogyakarta Aris Eko Nugroho 

"Kalau sampai Desember tidak kamu ajukan, maka tahap akhir tidak akan turun. Dan saat ini kami sudah mengajukan," terang dia.

Saat disinggung mengenai syarat pengajuan danais tahap tiga tersebut, Aris menjelaskan hanya perlu menunjukan laporan penyerapan nilai transfer minimal hingga 80 persen.

"Penyerapan nilai transfer kami kan 83,27 persen. Sehingga kami boleh untuk mengajukan danais tahap akhir. Karena syarat minimalnya itu serapan harus 80 persen," sambung Aris.

Jika dirinci, presentase penggunaan anggaran yang sudah dikucurkan yakni senilai Rp1,056 triliun tersebut meliputi urusan kelembagaan mencapai 67,78 persen, urusan kebudayaan 77,99 persen, sementara urusan pertanahan mencapai 74,92 persen, dan tata ruang sebesar 91,5 persen.

Jika dijumlahkan, total anggaran danais 2020 sebesar Rp 1,32 triliun, sementara nilai transfer yang telah diterima pemerintah DIY sebesar R p1,056 triliun, itu artinya pemerintah DIY masih memiliki sisa danias sekitar Rp 264 miliar.

Baca juga: Indonesia Butuh 320 Juta Dosis Vaksin Covid-19. Ini Urutan Penerimanya

Baca juga: Tonjolkan Estetika Kawasan Tugu Pal Putih, Pemkot Yogya Pindahkan Kabel ke Bawah Tanah

Pembangunan Fasad Ditunda

Untuk menghabiskan seluruh anggaran danais di tahun 2020 kali ini, seharusnya beberapa program telah disusun.

Ia pun menyadari, adanya Covid-19 membuat beberapa rencana harus tertunda.

Pembangunan tersebut antara lain berupa penataan fasad di wilayah Ketandan.

Anggaran untuk mempercantik wilayah tersebut sudah masuk kajian detail engineering desaign (DED) dan telah menghabiskan biaya sekitar Rp 8,6 miliar.

Dengan rincian 10 fasad menghabiskan dana Rp 2,3 miliar pada 2018.

Sedangkan pada 2019 dana Rp 6,3 miliar digelontorkan untuk kajian 30 fasad.

Estimasi ongkos kajian satu fasad membutuhkan biaya sekitar Rp 300 juta – Rp 500 juta.

Namun demikian, untuk rencana realisasi pembangunannya harus ditunda dan dilanjutkan pada tahun anggaran 2021 mendatang.

"Pembangunan fasad di ketandan akhirnya dikurangi. Karena keterbatasan waktu. Semua rehab dan pembangunan disesuaikan kondisi saat ini," urainya.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved