Bisnis
OJK Siap Upayakan Pemulihan Ekonomi Nasional melalui Bulan Inklusi
Sebagai langkah realisasi pencapaian target tersebut, OJK mengajak masyarakat supaya melek perbankan agar mampu meingkatkan perekonomian.
Penulis: Miftahul Huda | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribun Jogja Miftahul Huda
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) perluas inklusi keuangan supaya manfaat perbankan lebih merata khususnya kepada masyarakat DIY.
Januari lalu, presiden RI Joko Widodo menargetkan inklusi keuangan menjadi 90 persen untuk 2024 mendatang.
Sebagai langkah realisasi pencapaian target tersebut, OJK mengajak masyarakat supaya melek perbankan agar mampu meingkatkan perekonomian.
• OJK dan Kemendes PDTT akan Lakukan Penguatan Keberadaan BUMDes
"Untuk mencapai target itu perlu didukung adanya strategi literasi dan inklisi keuangan agar tercipta masyarakat yang well literate dan financial inclusive," kata Kepala OJK DIY Parjiman dalam pembukaan Bulan Inklusi Keuangan 2020 dan Penyerahan Siimbolis Program TPAKD, di Kompleks Kepatihan, Rabu (7/10/2020).
Bulan inklusi sendiri diharapkan mampu meningkatkan minat dan pemahaman masyarakat terhadap produk dan layanan jasa keuangan.
Selain itu, acara tersebut juga menekankan peran OJK dalam upaya Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) kian nyata.
Parjiman menambahkan, saat ini pandemi Covid-19 masih berlangsung. Akibatnya pertumbuhan ekonomi masih terhambat. Terjadi kontraksi ekonomi global yang cukup dalam.
Ia menerangkan, sejumlah program pemulihan pun telah disiapkan. Mulai tanggal 1 sampai dengan 31 Desember program pemulihan tersebut akan dilaksanakan dalam bulan Inklusi kali ini.
Sebelum menjelaskan program PEN tersebut, Parjiman terlebih dahulu memaparkan beberapa data survei dari OJK.
Indeks Literasi Perbankan Masih Rendah
Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNKI) yang dilakukan OJK pada tahun 2019 terhadap 12.773 responden di 34 provinsi di Indonesia, menunjukkan bahwa indeks literasi keuangan baru mencapai sebesar 38,04% dan indeks inklusi keuangan sebesar 76,10%.
• OJK DIY Sebut Kinerja Asuransi Jiwa Mengalami Perlambatan pada Masa Pandemi
Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa masyarakat perlu ditingkatkan literasi keuangannya sehingga dapat semakin mendorong penggunaan produk atau layanan jasa keuangan yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya.
Selain itu, berdasarkan laporan LJK pada sistem Pelaporan Edukasi dan Perlindungan Konsumen (SiPEDULI) untuk kegiatan Bulan Inklusi Keuangan tahun 2019, terdapat sebanyak 265 PUJK telah berpartisipasi dengan melaksanakan sebanyak 401 kegiatan, yang dihadiri oleh sebanyak 404.414 peserta dan diselenggarakan di seluruh daerah di Indonesia.
Selain itu, lanjut Parjiman, puncak kegiatan Bulan Inklusi Keuangan dihadiri oleh + 316.587 pengunjung dengan jumlah pembukaan rekening baru sebanyak 23.843 dengan total transaksi mencapai angka hingga lebih dari Rp100 miliar.