Bisnis

OJK DIY Sebut Kinerja Asuransi Jiwa Mengalami Perlambatan pada Masa Pandemi

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menilai selama pandemi kinerja perusahaan asuransi jiwa mengalami perlambatan.

Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Nanda Sagita Ginting
Sales Director FWD Yogyakarta, Andy Ardiyanto saat ditemui Tribunjogja.com, pada Kamis (03/09/2020). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menilai selama pandemi kinerja perusahaan asuransi jiwa mengalami perlambatan.

Berdasarkan data pada Triwulan pertama 2020 premi asuransi jiwa di DIY terkontraksi sebesar 7,04 persen dengan jumlah 130.541 polis.

Kondisi iklim asuransi di DIY seirama dengan pertumbuhan secara nasional.

Dilansir dari data OJK Republik Indonesia mencatatkan premi asuransi jiwa pada Juli 2020 mengalami kontraksi sebesar 10,69 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Ketua OJK DIY, Parjiman menuturkan, melambatnya pertumbuhan asuransi jiwa pada masa pandemi dipicu dari tingkah pola masyarakat dalam menjaga kondisi keuangan.

OJK DIY Dorong Perekonomian Daerah

"Sekarang ini, masyarakat lebih berhati-hati dalam menjaga keuangan. Di mana, kecenderungan untuk memenuhi kebutuhan primer terlebih dahulu dibandingkan non-primernya," jelasnya kepada Tribunjogja.com, pada Kamis (03/09/2020).

Total asuransi di DIY sebanyak 26 perusahaan cabang dari pusat. Rinciannya, sebanyak 15 perusahaan kantor cabang merupakan asuransi umum.

Kemudian, untuk asuransi jiwa dan sosial berturut-turut sebanyak 9 perusahaan dan 2 perusahaan.

Sementara itu, menurut Andy Ardiyanto, Sales Director FWD Yogyakarta, dari sisi pembayaran dan daya beli asuransi khususnya jiwa di masyarakat memang mengalami penurunan.

"Memang terjadi penurunan sebesar 60 persen. Biasanya dalam sehari 15-20 polis bisa laku terjual sekarang palingan banyak cuma 10 polis saja. Karena, daya beli masyarakat masih rendah. Namun, dari sisi kesadaran terhadap pentingnya asuransi jiwa animonya mengalami kenaikan," ujarnya.

Ia menambahkan, dulu produk asuransi harus diperkenalkan ke masyarakat secara langsung.

Sempat Tertekan Pandemi Corona, Perusahaan Asuransi Jiwa Mulai Bergeliat

Kini, sebagian masyarakat mulai sadar akan pentingnya asuransi dilihat beberapa calon nasabah mulai mendatangi kantor asuransi secara langsung.

"Kalau animo masyarakat akan asuransi mulai ada pergerakkan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Dulu, masih banyak yang enggan dari mereka (calon nasabah) untuk tertarik dalam asuransi," ujarnya.

Dengan adanya, perubahan pola pikir terhadap pandangan tentang asuransi. Pihaknya berharap setelah pandemi berakhir permintaan asuransi jiwa bisa meningkat.

"Kesadaran akan asuransi jiwa di Indonesia masih lemah. Dari total seluruh penduduk hanya sekitar 7 persen yang memiliki asuransi jiwa. Semoga ke depannya asuransi jiwa bisa menjadi lifestyle yang bisa dimiliki seluruh lapisan masyarakat," tuturnya. (TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved