Bisnis

Inflasi DIY pada September 2020 Indikasi Positif Ekonomi Mulai Pulih

Capaian ini berada di atas inflasi nasional yakni 1,42% (yoy). Walaupun demikian realisasi inflasi DIY maupun nasional tersebut, berada di bawah sasar

Penulis: Santo Ari | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Yosef Leon Pinsker
Kepala BI KPw DIY, Hilman Tisnawan. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIY mencatat inflasi 0,03% (mtm) di DIY pada September 2020.

Dengan realisasi tersebut, laju inflasi DIY secara akumulatif sampai dengan September 2020 tercatat 0,71% (ytd) atau secara tahunan 1,66% (yoy).

Capaian ini berada di atas inflasi nasional yakni 1,42% (yoy). Walaupun demikian realisasi inflasi DIY maupun nasional tersebut, berada di bawah sasaran yang ditetapkan, yakni 3,0%±1% (yoy).

Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIY, Hilman Tisnawan menjelaskan, inflasi yang terjadi di DIY mengakhiri tren deflasi dalam dua bulan terakhir.

"Kondisi ini menjadi indikasi positif yang menunjukkan konsumsi masyarakat mulai meningkat. Hal ini didukung oleh Survei Konsumen pada September 2020, di mana Indeks Keyakinan Konsumen di DIY bergerak meningkat mendekati batas optimis pada level 97,9," ujarnya Senin (5/10/2020).

Duh! Investor Asing Mulai Ragu Prospek Ekonomi Indonesia

Sementara itu Survei Kondisi Dunia Usaha (SKDU) juga menunjukkan Saldo Bersih Tertimbang (SBT) triwulan III 2020 meningkat menjadi 1,4, setelah pada triwulan II tercatat negatif.

Angka SBT yang bernilai positif ini menunjukkan bahwa saat ini lebih banyak korporasi di DIY yang mengalami perbaikan kinerja dibandingkan triwulan sebelumnya.

Ia memaparkan, inflasi yang terjadi pada September 2020 terutama disebabkan oleh inflasi kelompok inti (core inflation) dan inflasi kelompok harga yang diatur pemerintah (administered prices).

Adapun kelompok harga pangan bergejolak (volatile food) masih melanjutkan deflasi selama tiga bulan berturut-turut.

Dari sisi inflasi kelompok inti, inflasi terjadi akibat kenaikan harga emas perhiasan.

Di tengah pandemi Covid-19 yang masih belum mereda, tekanan dari isu geopolitik kembali meningkat.

Harga emas global cenderung melandai sepanjang September 2020, namun di sisi lain kurs rupiah cenderung melemah.

"Hal ini mengakibatkan harga emas perhiasan dalam negeri cenderung meningkat sepanjang September 2020," imbuhnya.

PT KAI Bangun Selasar Malioboro untuk Menarik Banyak Wisatawan dan Tingkatkan Perekonomian

Sementara itu siklus inflasi pendidikan tinggi yang umumnya terjadi pada bulan September tidak terjadi pada tahun 2020 ini.

Perguruan tinggi cenderung menahan kenaikan tarif pendidikannya, akibat dari perubahan metode menjadi pembelajaran jarak jauh dan daya beli masyarakat yg tertekan akibat pandemi Covid-19.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved