Update Corona di DI Yogyakarta

Demi Keselamatan Bersama, Peguyuban PKL Malioboro Gencarkan Sosialisasi pada Pedagang Lansia

Komunitas PKL di Malioboro turut mensosialisasikan imbauan Pemkot Yogyakarta agar pelaku usaha yang sudah berusia lanjut tidak beraktivitas dulu.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Miftahul Huda
Pemkot Yogyakarta perketat Malioboro untuk minimalisir sebaran Covid-19, Jumat (11/9/2020) 

TRIBUNJOGJA.COM - Mengantisipasi sebaran Covid-19, seluruh komunitas pedagang kaki lima (PKL) di Malioboro pun turut aktif mensosialisasikan imbauan Pemkot Yogyakarta, agar pelaku usaha yang sudah berusia lanjut tidak beraktivitas dulu untuk sementara waktu.

Ketua Paguyuban Tri Darma, Paul Zulkarnain mengaku bisa memahami, bahwa imbauan yang dikeluarkan oleh Pemkot Yogyakarta tersebut, adalah demi kebaikan bersama.

Oleh sebab itu, pihaknya pun siap sedia membantu kinerja pemerintah dengan mensosialisasikannya.

Pandemi Covid-19, Pemkot Yogya Imbau PKL Lansia di Malioboro Tidak Berjualan Dulu

"Ya, sudah saya sosualisasikan pada seluruh pedagang di Tri Darma ini, supaya PKL lansia yang 50, atau 60 tahun ke atas jangan jualan dulu," ujarnya, Senin (5/10/2020).

Menurut Paul, imbauan tersebut disambut baik oleh seluruh pedagang di Paguyuban Tri Darma yang menaungi sekira 930 PKL sisi timur Malioboro.

Ia menilai, mereka telah menyadari bahaya Covid-19, khususnya bagi pedagang berusia lanjut, yang memang rawan terpapar.

"Kami yang aktif di paguyuban selalu mengimbau pedagang-pedagang yang sudah lanjut usia itu. Sejauh ini, mereka bisa memahami dan sadar diri," jelasnya.

Penjelasan Gugus Tugas , Riwayat Kasus Penularan Covid-19 di Malioboro Yogyakarta

Paul pun memastikan, meski tak lagi berjualan, lapak milik para PKL lansia tersebut tetap beraktivitas normal, sehingga tidak mengganggu perekonomiannya.

Sebab, mayoritas dari mereka masih memiliki kerabat, atau sanak saudara yang memang biasa menggantikannya.

"Ada anak, saudara, atau pegawainya yang menggantikan, jadi tidak masalah, tetap jualan seperti biasa. Sekarang yang lansia di paguyuban kami tinggal sedikit yang masih jualan, hanya 10 persenan saja," ucapnya.

"Tapi, kadang kala mereka tetap datang (ke Malioboro) ya. Bukan untuk jualan penuh, mereka hanya mengontrol saja, laku atau tidak dagangannya. Setelah itu, dia langsung pulang. Apalagi, gerobag-gerobagnya itu juga sudah ada yang bertugas mendorong," imbuh Paul. (TRIBUNJOGJA.COM
 

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved