Art & Culture
Tanggap Karya Menutup Gelaran FKY Mulanira 2 2020
Karya Tanggap Karya ‘Rupa, Kata, Gerak, Suara’ menjadi salah satu yang ditampilkan dalam acara ini pada akhir pekan lalu.
Penulis: Yudha Kristiawan | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Yudha Kristiawan
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Gelaran Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) Mulanira 2 bertajuk 'Akar Hening Di Tengah Bising' ditutup dengan pertunjukan yang disiarkan secara online di Museum Sonobudoyo.
Karya Tanggap Karya ‘Rupa, Kata, Gerak, Suara’ menjadi salah satu yang ditampilkan dalam acara ini pada akhir pekan lalu.
Seluruh karya dalam ruang pameran FKY di Museum Sonobudoyo direspon ulang dalam karya Tanggap Karya 'Rupa, Kata,. gerak, Syara'.
Bahasa dan gerak mewakili seluruh entitas karya semua seniman yang tahun ini karyanya ditampilkan.
Ruh karya semakin menguat ketika Dear Art didaulat terlibat dalam kolaborasi karya ini.
Penampil lain dalam sesi penutupan FKY Mulanira 2 adalah sastrawan Landung Simatupang, Yogyakarta Simphony Orchestra feat Rio Febrian serta Tari Dwimuka Jali dari Didi Nini Thowok.
Puisi lagi lagi menjadi andalan sosok Landung. Landung Simatupang bersama Deaf Art, melakukan pembacaan atas karya-karya yang hadir, kemudian menghadirkan hasil pembacaannya dengan caranya masing masing.
Kondisi pandemi saat ini membuat penyelenggaraan FKY Mulanira 2 menjadi suguhan perhelatan seni dan budaya yang berusaha menyesuaikan dengan perkembangan situasi yang terus dinamis.
Selain bisa diakses secara online, FKY Mulanira 2 tetap membuka kunjungan langsung terbatas.
Irfanuddien Ghozali salah satu Kurator pameran menuturkan, sebagian besar program FKY hadir secara virtual.
Salah satu yang menjadi persoalan ialah bahwa sajian virtual memiliki batasannya sendiri.
"Tidak semua kelompok sosial mampu mengaksesnya, baik dari segi teknis kuota internet ataupun dari segi keterbacaan. Hal ini menjadi poin refleksi dari FKY yang hadir di tengah pandemi," ujar Ghozali.
Lanjut Ghozali, untuk capaian FKY 2020 menjadi momen mempelajari kembali proses transisi FKY dari Kesenian menjadi Kebudayaan.
Menurutnya proses eksperimentasi karena perubahan situasi saat ini memaksa penyelenggara berubah juga.
Oleh sebab itu FKY 2020 memilih menonjolkan produksi pengetahuan dalam setiap rangkaian acara.
