Kronologi Massa Bakar Kantor Dinas dan Polsek di Keerom Papua Karena Kecewa Pengumuman CPNS
Kecewa Hasil Pengumuman CPNS, Massa Bakar Kantor Dinas dan Polsek di Keerom Papua
TRIBUNJOGJA.COM, KEEROM - Aksi anarkis kembali terjadi di Papua.
Pada Kamis (1/10/2020) sore, ratusan orang yang diduga karena kecewa dengan hasil seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS) mengamuk dan merusak sejumlah kantor layanan publik.
Bahkan massa membakar Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Polsek Arso Kota.
Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw menyesalkan aksi anarkis yang dilakukan massa tersebut.
Dari informasi yang didapat, kerusuhan itu dipicu karena massa tak terima dengan hasil seleksi CPNS.
Pasalnya, ditemukan ada sejumlah formasi yang tak diisi oleh masyarakat Papua.
"Ini disesalkan karena sesungguhnya hasil penerimaan CPNS itu sudah 80 persen warga asli Papua," kata Paulus saat dihubungi.
"Hanya saja penerimaan perawat, guru, dokter yang memerlukan kualifikasi tertentu itu yang mereka tidak terima, mereka berharap semuanya diisi oleh orang asli Papua," kata dia.
• Presiden Jokowi Terbitkan Perpres Besaran Gaji PPPK, Paling Tinggi Rp 6,7 Juta, Terendah Rp1,7 Juta
• Gubernur DIY Sebut Desa Berperan dalam Pendataan Pendatang
• Pemerintah Bentuk Tim Pencari Fakta Pembunuhan Pendeta Yeremia dan Teror KKB di Papua
Serang polsek dan bakar kantor disnaker

Paulus mengatakan, massa tersebut awalnya menyerang Polsek Arso Kota. Karena berhasil dipukul mundur petugas, akhirnya massa berpindah lokasi dan menyerang kantor Disnaker Keerom dan lainnya.
"Awalnya mereka melakukan pelemparan ke Polres Keerom tapi bisa dipukul mundur. Namun kemudian mereka melakukan upaya-upaya seperti merusak dan membakar," terang Paulus.
Sementara itu, Kapolres Keerom AKBP Baktiar Joko Mujiono mengatakan, usai menyerang polsek itu massa merusak dan membakar Kantor Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) dan Badan Pemberdayaan Masyarakat Kampung (BMPK).
Selain itu, massa juga merusak bangunan Kantor Bupati.
Aksi tersebut bahkan berlanjut hingga Jumat (2/10/2020) pagi.
Karena aksi yang dilakukan semakin beringas, polisi akhirnya mengambil tindakan tegas dengan memberikan tembakan peringatan dan gas air mata untuk melakukan pembubaran.