Update Corona di DI Yogyakarta

Penjelasan Ahli Epidemiologi UGM Terkait Penularan Covid-19 pada Anak

Ia menyarankan agar masing-masing keluarga tetap menjaga kesadaran hidup bersih agar dapat memperkecil penularan Covid-19 di lingkungan keluarga.

Penulis: Miftahul Huda | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Kurniatul Hidayah
Ahli epidemiologi Universitas Gajah Mada (UGM), Riris Andono 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Miftahul Huda

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Ahli epidemiologi Universitas Gajah Mada (UGM) dr. Riris Andono turut berkomentar terkait tingginya penularan kasus positif Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Pria yang akrab disapa Doni ini mengatakan kemungkinan terbesar penularan Covid-19 pada anak tersebut diterima dari anggota keluarga atau kerabat.

Hal itu menjadi ketentuan yang mendasar lantaran saat ini banyak para anak melakukan aktivitas belajar dari rumah.

Sedangkan beberapa orang tua tetap bekerja dan berinteraksi dengan orang yang belum diketahui apakah orang tersebut termasuk Orang Tanpa Gejala (OTG) Covid-19.

Kasus Positif Covid-19 pada Anak di DIY Tinggi, DP3AP2 Sebut Terjadi Penularan di Keluarga

"Sudah pasti kemungkinan besar tertular dari keluarga atau kerabatnya," kata Doni saat dihubungi Tribunjogja.com, Rabu (30/9/2020).

Ia melanjutkan, pembukaan aktivitas menjadikan penularan Covid-19 tidak sulit untuk dikendalikan.

Menurutnya, sebelum adanya pembukaan aktivitas ekonomi, penularan Covid-19 akan terhenti di keluarga.

"Keluarga menjadi end of road dari sebaran virus. Karena ada physical distancing penularan akan terhenti di keluarga. Sebab orang-orang semua WFH. Virus masih bisa dikendalikan," tegasnya.

Ia menyarankan agar masing-masing keluarga tetap menjaga kesadaran hidup bersih agar dapat memperkecil penularan Covid-19 di lingkungan keluarga.

Meski penularan pada anak terjadi di lingkungan keluarga, Doni tidak menyarankan agar pengambil kebijakan membuka kegiatan belajar mengajar secara tatap muka.

Solusi Kekerasan pada Anak, Pahamkan Orang Tua Terlebih Dahulu

Meski pun anak-anak tertular Covid-19 justru dari anggota keluarga lain yang sudah terlebih dahulu melakukan aktivitas di luar rumah.

"Jangan dulu. Kalau dilakukan belajar tatap muka untuk saat ini, mereka akan terekspose. Virus akan semakin berkembang ketika anak-anak dikumpulkan," tegas dia.

Ditanya dampak yang dialami pasien positif Covid-19 pada anak dengan pasien dewasa, Doni mengatakan secara imunitas tentu terjadi perubahan.

Namun, dari survei yang dilakukan, penularan pada anak hanya sekian persen saja dari kasus orang dewasa.

"Artinya daya tahan anak ini berbeda dibandingkan dengan orang dewasa. Kasus positifnya juga lebih sedikit dibanding orang dewasa," ujarnya.

Namun demikian, ia menegaskan meskipun anak-anak secara daya tahan lebih tinggi, tetap saja jika memiliki komorbid akan kesulitan bertahan. (TRIBUNJOGJA.COM)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved