Yogyakarta

Epidemiolog UGM: Tunda Kompetisi Sepak Bola Sampai Angka Covid-19 Terkendali

Pakar epidemiologi dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM, Bayu Satria Wiratama mengapresiasi langkah yang diamb

Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Ari Nugroho
news.un.org
ilustrasi Virus Corona (Covid-19) 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Kompetisi Liga 1 dan 2 akhirnya resmi ditunda dari yang semula akan digelar mulai 1 Oktober 2020.

Hal itu mencuat setelah Polri pada Senin (28/9/2020) mengumumkan tidak mengizinkan Liga 1 dan 2 digelar di tengah kondisi kasus Covid-19 yang saat ini masih terus meningkat.

Pakar epidemiologi dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM, Bayu Satria Wiratama mengapresiasi langkah yang diambil Polri tersebut. Menurutnya, saat ini terlalu cepat jika Liga 1 dan 2 tetap diadakan.

“Langkah Polri tersebut saya apresiasi, sudah benar. Saat ini masih terlalu cepat untuk menyelenggarakan kompetisi sepak bola. Di negara-negara lain, seperti Inggris, Italia itu baru mengadakan ketika kasus Covid-19 sudah menurun, meski belum hilang. Setelah wave pertama mereka mengadakan, tapi sudah tidak ada peak-nya,” tuturnya saat dihubungi Tribunjogja.com, Selasa (29/9/2020).

Rapid Test Antigen Bakal Gantikan Rapid Test Antibodi, Ini Perbedaan Keduanya

Bayu melanjutkan, bahkan untuk ukuran Liga akan diadakan November 2020 pun dirinya tidak yakin.

“Bahkan untuk ukuran November saya tidak yakin, seharusnya Polri masih tidak mengizinkan juga sampai keadaan terkendali,” ungkapnya.

Ia mengungkapkan, saat ini kasus Covid-19 di Indonesia masih terus bertambah.

Berkaca pada peristiwa menjelang Pilkada, ditemukan banyak simpatisan bergerombol.

“Pilkada-nya enggak apa-apa, selama mereka tidak bergerombol. Tapi yang terjadi, eh yang datang banyak. Apalagi kalau sepak bola. (Supporter) enggak peduli walau dimarahi. Lebih nekat dari simpatisan partai. Sekalian saja lebih baik ditiadakan sama sekali,” papar Bayu.

Lakukan Swab Massal, Dinkes Gunungkidul Terkendala Kapasitas Lab Hingga Keengganan Warga

Ia menambahkan, jika ditanya sampai kapan Liga 1 dan 2 dapat dilaksanakan, perlu melihat lagi kondisi hingga tahun depan.

Menurut Bayu, seharusnya PSSI dan klub-klub bola selama belum melakukan kompetisi ikut melakukan promosi kesehatan terkait pencegahan penularan Covid-19.

“Kalau fans biasanya mendengar apa kata idolanya,” imbuhnya.

Selain itu, Bayu menerangkan, seyogyanya klub-klub bola menyadari bahwa pemain adalah aset yang harus dijaga.

“Kalau sampai terkena long Covid-19 atau penyakit Covid-19 dalam durasi yang lama, pada olahragawan otomatis akan menurunkan performanya, bisa sering sesak. Kalau akan latihan, jangan bergerombol dan selalu terapkan protokol kesehatan,” tandasnya. (TRIBUNJOGJA.COM) 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved