Ini Klarifikasi Dinkes DIY Soal ASN Bapel Jamkesos yang Meninggal karena Covid-19

Ini Klarifikasi Dinkes DIY Soal ASN-nya yang Meninggal karena Covid-19

Penulis: Kurniatul Hidayah | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM / Kurniatul Hidayah
Kepala Dinas Kesehatan DIY Pembajun Setyaningastutie (kiri) dan Juru Bicara Pemda DIY untuk Penanganan Covid-19 Berty Murtiningsih (kanan) 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kepala Dinas Kesehatan DIY Pembajun Setyaningastutie angkat bicara mengenai salah satu ASN Bapel Jamkesos DIY yang meninggal karena Covid-19.

Ia menegaskan bukan berniat menutup kasus tersebut ke publik dengan sengaja, namun ada alasan lain yang ia ungkapkan.

"Kenapa kami tidak menyampaikan pada media karena saya takut bias karena saat ini kita sedang melakukan skrining pada tanggal-tanggal ini.

Jangan sampai terpikirkan 'oh ini hasilnya dari (skrining) Pemda', bukan begitu. tetapi kasus BN ini bukan kami menutupi tidak, tapi dilakukan tracing dan selanjutnya," bebernya, Kamis (24/9/2020).

Pembajun menjelaskan bahwa BN merupakan salah satu ASN yang memiliki tupoksi atau pekerjaan tidak memberikan pelayanan secara langsung kepada pelanggan karena bukan di bagian Front Office, maupun tidak menangani pasien Covid-19.

"Beliau bekerja di administrasi, manajemen, sehingga tidak memberikan pelayanan langsung," ucapnya.

Sekda DIY Ungkap 4 ASN Bapel Jamkesos DIY Sempat Positif Covid-19

Satu ASN Terpapar Covid-19 Meninggal, Pemda DIY Belum Terapkan WFH

Ia mengatakan bahwa 8 September 2020, BN terakhir kali masuk ke kantor.

Hal tersebut lantaran yang bersangkutan melakukan pemeriksaan mandiri dan menunggu hasil swab.

Selanjutnya, setelah diketahui hasil positif, maka pihaknya bergerak untuk melakukan tracing kepada keluarga dan rekan kerjanya.

"Memang ada 4 orang anggota atau 4 orang pekerja, 3 ASN dan 1 naban yang kemudian tertular transmisi beliau. Ada 4 orang. 3 ASN dan 1 naban," bebernya.

Pembajun pun menggaris bawahi bahwa kalimat penutupan kantor itu sebenarnya bukan kantor secara keseluruhan yang, melainkan pelayanan unit kerja.

Ia pun menegaskan penutupan yang dimaksud tidak seperti yang dipikirkan masyarakat, tapi penutupan tersebut dilakukan dengan maksud untuk penyemprotan disinfektan.

"Kami sudah menemukan tracing dan memberikan hasil yang luar biasa karena ini klaster besar menurut kami. Pelayanan tidak ditutup tetap dilaksanakan," ucap Pembajun.(Tribunjogja/Kurniatul Hidayah)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved