Gandung Pardiman : Jangan jadi Pancasilais Picisan, Amalkan Lewat Pola Pikir, Sikap dan Tindakan
Gandung Pardiman : Jangan jadi Pancasilais Picisan, Amalkan Lewat Pola Pikir, Sikap dan Tindakan
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Hari Susmayanti
Ada dua narasumber yang memaparkan materi, yaitu Wakil Ketua PDM Bantul Suwandi DS dan Ketua DPW PPP DIY, Amin Zakaria. Sedangkan jalannya sosialisasi dimoderatori oleh John S. Keban.
Dalam paparannya, Ketua DPW PPP DIY, Amin Zakaria mengungkapkan, kemerdekaan yang diraih oleh Bangsa Indonesia merupakan proses panjang.
Bukan hanya sekadar peristiwa yang terjadi dalam satu titik kejadian pada tanggal 17 Agustus 1945 saja. Melainkan melalui sejarah panjang yang melelahkan. Berawal dari penjajahan selama 350 tahun.
Dalam proses persiapan kemerdekaan telah dirumuskan pembukaan UUD 1945 yang mencerminkan tujuan negara.
Menurut dia, tujuan negara itu telah disepakati oleh founding father (pendiri bangsa) dan tidak bisa diubah.
Sebab, secara komunal dan terori hukum telah mewakili representasi dari berbagai golongan.
Mulai dari Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah hingga para pejuang pergerakan Kemerdekaan Indonesia.
Sehingga masyarakat harus paham seandainya ada isu yang mengatakan akan mengubah Pancasila itu tidak mungkin.
"Itu namanya pembodohan dan penipuan. Pertanyaannya, dari mana (Pancasila) akan diubah. Kalau diubah kan harus ada sesuatu yang buruk. Pertanyaannya yang buruk dimana," cecar dia.
Lebih lanjut, Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Pasca Sarjana dan Doktor Ilmu Ekonomi UGM itu mengatakan, membangun cinta dan semangat kebangsaan juga harus ditanamkan.
Terutama pada generasi muda. Sebab, puluhan tahun sejak merdeka, rakyat Indonesia selalu didoktrin sebagai bangsa yang mundur, bodoh dan tidak produktif.
Menurutnya, itu kekeliruan besar. Apalagi sampai diucapkan oleh pejabat negara yang seharusnya dalam pembukaan UUD '45 ikut mencerdaskan kehidupan bangsa, tetapi justru menanamkan rasa kecil hati pada rakyatnya.
Apabila melihat fakta sejarah, kata dia, nenek moyang bangsa Indonesia itu hebat. Bahkan, zaman Majapahit, sudah memiliki angkatan perang luar biasa dan memiliki tanah jajahan luas.
Belum lagi bicara Raja Airlangga dan Ratu Sima yang memiliki pengelolaan pertanian dan perdagangan modern pada zamannya.
"Sejarah ini perlu disampaikan agar tertanam dan meningkatkan nilai kebangsaan," tuturnya.