Akhir Kisah Perjalanan Hidup Rinaldy Korban Mutilasi, Bermulai dari Sleman hingga Jepang
Rnaldy Harley Wismanu (32) korban pembunuhan dengan mutilasi yang ditemukan di apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan
Penulis: Yosef Leon Pinsker | Editor: Iwan Al Khasni
TRIBUNJOGJA.COM Yogyakarta -- Rinaldy Harley Wismanu (32) korban pembunuhan dengan mutilasi yang ditemukan di apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan pada Rabu, 16 September 2020 dikenal sebagai sosok yang peduli oleh sejumlah kerabat dekatnya.
Rinaldy lahir dan besar di Yogyakarta, tepatnya di Dusun Nologaten, Kelurahan Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman.

Selain sebagai tulang punggung keluarga, kelahiran 1988 tersebut merupakan sosok supel, pintar, dan penuh tanggung jawab.
Paman Rinaldy, Hutabarat menceritakan bahwa semenjak kecil korban tumbuh dan berkembang bersama keluarganya di Nologaten.
Sehingga ia tahu betul bagaimana watak dan perilaku dari keponakannya itu.
"Dia (korban) sejak kecil kumpul sama saya dan keluarga. Anaknya pintar dan penyayang keluarga," katanya.
Berkat kecerdasannya, Rinaldy tidak kesulitan menembus ketatnya persaingan masuk ke Universitas Gadjah Mada (UGM).
Selepas menempuh pendidikan sekolah menengah atas (SMA), Rinaldy diketahui terdaftar sebagai mahasiswa Sastra Jepang, UGM.
Minatnya terhadap dunia sastra dan budaya Jepang menurut Hutabarat telah terlihat sejak kecil.
Banyak mainan dan ikhwal yang identik dengan budaya Jepang menjadi koleksinya.
Termasuk pedang samurai yang dijadikan penghias dinding di kamar rumahnya di Nologaten.
"Dia penyuka budaya Jepang makanya dulu dia kuliah mengambil jurusan sastra Jepang," ujarnya.
Keinginannya untuk lebih mengenal budaya Jepang akhirnya tersampaikan setelah Rinaldy menerima beasiswa pendidikan S2 di Kota Tokyo Jepang.
Ia kuliah di Tokyo University of Foreign Studies.
Sepenggal kisah pendidikannya saat menempuh studi di negeri Jepang sempat pula terekam dalam video YouTube-nya bertema Merantau di Negri Sakura pada 6 Januari 2017.