Ciri Orangtua yang Terlalu Protektif dan Dampaknya Terhadap Perkembangan Anak

Orangtua yang terlalu protektif atau overprotective sebenarnya memiliki tujuan baik, hanya saja caranya kerap kali kontraproduktif

Penulis: Mona Kriesdinar | Editor: Mona Kriesdinar
Elite Readers
Ilustrasi 

TRIBUNJOGJA.COM - Orangtua yang terlalu protektif atau overprotective sebenarnya memiliki tujuan baik, hanya saja caranya kerap kali kontraproduktif terhadap perkembangan anak.

Mereka akan berusaha melindungi anak dari rasa sakit fisik, mental, atau emosional. Mereka ingin memastikan bahwa anak-anak mereka sukses, sehingga mereka dapat meminimalkan hambatan-hambatan yang mungkin terjadi ke depannya.

Masalahnya adalah mereka sering kali terlalu mendominasi pengambilan keputusan atas nama anak mereka. Mereka juga percaya bahwa merekalah yang paling tahu yang terbaik buat anak.

Kecenderungan untuk melindungi, menyangga, dan memanipulasi ini dapat terwujud dalam banyak cara.

Gejala Asam Lambung Pada Anak dan yang Perlu Dilakukan untuk Mengatasinya

Berikut ini beberapa contoh pola asuh yang terlalu protektif:

1. Mengontrol pilihan

Orangtua terlalu mendominasi keputusan anak. Misalnya dalam memilih baju atau memilih mainan yang mereka suka.

Anak-anak tidak diberikan kebebasan untuk memilih, sementara orangtua yakin bahwa pilihannya lah yang paling baik.

Ini secara tidak langsung mendorong rasa ketidakpercayaan dan berasumsi bahwa Anda lebih tahu.

Penting untuk memberi anak ruang untuk mempertimbangkan pilihan mereka sendiri.

Tentu saja orangtua dapat menasihati mereka, tetapi pada akhirnya orangtua sebaiknya melakukan perannya untuk mendorong anak-anak untuk menjadi pemikir mandiri dengan pendapat keperpercayaan diri mereka sendiri.

6 Faktor Penyebab Penyakit Jantung pada Anak Muda, Salah Satunya Mager!

2. Berlindung dari kegagalan

Adakalanya orangtua terlalu membela kegagalan yang dilakukan anak dengan maksud untuk 'menyelamatkannya'.

Padahal, ini merupakan kesempatan bagi anak untuk belajar dari kesalahan dan berusaha bangkit kembali.

Sukses itu hebat, tetapi anak-anak tidak akan benar-benar berkembang sampai mereka belajar mengatasi kegagalan sehari-hari.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved