Ciri Orangtua yang Terlalu Protektif dan Dampaknya Terhadap Perkembangan Anak

Orangtua yang terlalu protektif atau overprotective sebenarnya memiliki tujuan baik, hanya saja caranya kerap kali kontraproduktif

Penulis: Mona Kriesdinar | Editor: Mona Kriesdinar
Elite Readers
Ilustrasi 

3. Bereaksi berlebihan terhadap kegagalan

Jika Anda marah atas nilai buruk di sekolahan anak atau kecewa saat anak Anda ditolak dari suatu kesempatan, Anda perlu menarik napas dalam-dalam dan membiarkannya barang sejenak saja.

Bereaksi berlebihan terhadap kegagalan sesekali tidak membantu Anda atau anak Anda beradaptasi dan tumbuh.

Refluks Asam Lambung Pada Anak : Penyebab, Gejala dan Cara Mengatasinya

4. Takut akan cedera

Orangtua bisa sangat protektif kepada anak-anaknya saat bermain. Semisal takut anak terluka, terjauh atau cedera lainnya.

Padahal ini merupakan kesempatan bagi anak untuk mengeksplorasi dunianya.

Berikan kebebasan tapi tentu masih dengan pengawasan.

Pengawasan berbeda dengan membatasi gerakan anak.

Selama anak tidak dalam kondisi bahaya yang sangat mengancam, maka ada baiknya untuk memberikan anak kebebasan.

5. Fokus pencapaian

Adakalanya orangtua terlalu fokus pada pencapaian-pencapaian besar, padahal banyak hal kecil yang bisa dinikmati dan dirayakan.

Anda dapat menjadwalkan les dan mendaftarkan anak Anda untuk semua aktivitas pengayaan, tetapi berfokus secara eksklusif pada akademisi dan pencapaian terukur dapat merusak mental dan emosional anak Anda.

Kita perlu membiarkan anak-anak kita menjadi anak-anak.

6. Imbalan ekstrim dan aturan ketat

Menggunakan hadiah aneh untuk memotivasi anak-anak dan hukuman keras untuk menghalangi mereka adalah tanda umum lain dari pola asuh yang terlalu protektif.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved