Wabah Virus Corona

Kata Ahli Tentang Temuan Mutasi D614G, Virus Corona yang 10 Kali Lebih Menular di Indonesia

Dalam risetnya, Prof. Chairul Anwar Nidom menemukan bahwa mutasi Virus Corona ini sudah ada di Indonesia sejak Maret.

Editor: Rina Eviana
KOMPAScom/KRISTIANTO PURNOMO
Warga melintas di depan mural bertemakan Covid-19 di kawasan Bukit Duri, Jakarta Selatan, Jumat (28/8/2020). Berdasarkan data pemerintah hingga pukul 12.00 WIB, Kamis (27/8/2020), diketahui total kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 162.884 orang sejak kasus pertama diumumkan pada 2 Maret 2020. 

TRIBUNJOGJA.COM - Kelompok Penelitian Virus Corona dan Formulasi Vaksin dari Professor Nidom Foundation (PNF) menemukan mutasi Virus Corona D614G juga ada di Indonesia.

Mutasi D614G adalah jenis Virus Corona yang 10 kali lebih menular dibanding jenis lain.

Dalam risetnya, Prof. Chairul Anwar Nidom menemukan bahwa mutasi Virus Corona ini sudah ada di Indonesia sejak Maret.

Ilustrasi
Ilustrasi (Shutterstock)

"Mutasi D614G sudah ada sejak awal virus (corona) itu di Indonesia, sejak Maret 2020. Perkiraan saya, sekarang lebih banyak lagi," kata Prof Chairul Anwar Nidom yang merupakan ketua tim riset kepada Kompas.com, Sabtu (29/8/2020).

Wakil Direktur Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Herawati Sudoyo pun mengatakan mutasi virus D614G yang menular ada di Indonesia.

Dilansir Reuters, Minggu (30/8/2020), Hera mengatakan bahwa mutasi virus ini ditemukan dalam data sekuensing genom dari sampel yang dikumpulkan oleh LBM Eijkman.

Virus Corona Ganas Ditemukan di Indonesia, Cepat Menular, Eijkman Lapor ke Menristek dan Menkes

Dia mengatakan, perlu adanya lebih banyak penelitian untuk menyelidiki apakah mutasi ini berperan dalam peningkatan kasus beberapa hari terakhir di Indonesia.

Sementara itu, ahli biologi molekuler Indonesia Ahmad Utomo mengatakan, terkait penyebaran mutasi Virus Corona D614G yang lebih kuat bukan disebabkan oleh karakteristik intrinsik atau genetiknya.

"Apapun variannya, apakah itu variasi D614G atau varian baru Q677H, tidak ada bukti yang menyatakan bahwa mutasi tersebut menyebabkan lebih mudah menyebar di manusia," ujar Ahmad kepada Kompas.com, Senin (31/8/2020).

Perlu Dipahami, Vaksin COVID-19 untuk Memutus Penularan Virus Corona, Bukan Imunisasi

Alih-alih mempersoalkan karakteristik mutasi virus, Ahmad lebih menyoroti perliaku manusia.

MURAL LAWAN COVID. Warga mengenakan masker didepan mural tentang perlawanan terhadap virus Covid-19 di Ringinharjo, Bantul, DI yogyakarta, Selasa (23/6/2020). Dengan terus menerapkan protokol kesehatan kita telah mebantu tim medis yang berada digarda depan melawan pandemi virus Covid-19.
MURAL LAWAN COVID. Warga mengenakan masker didepan mural tentang perlawanan terhadap virus Covid-19 di Ringinharjo, Bantul, DI yogyakarta, Selasa (23/6/2020). Dengan terus menerapkan protokol kesehatan kita telah mebantu tim medis yang berada digarda depan melawan pandemi virus Covid-19. (TRIBUN JOGJA/HASAN SAKRI)

Dia berkata, perilaku manusia yang abai terhadap protokol kesehatanlah yang membuat Virus Corona penyebab COVID-19 lebih mudah menyebar. Tak peduli apapun variasi genetiknya.

"Jadi, perilaku kita sendiri yang menentukan karakteristik si virus. Minimal untuk saat ini," ungkapnya.

"Saat ini don't bet on vaccine, belum tentu juga semua orang mampu beli. Tapi dengan penghayatan yang baik, semoga semua bisa maskeran dan jaga jarak. That's our 'vaccine'," tegasnya.

Temuan Mutasi Virus Corona yang Lebih Menular, Rekor Kasus dan Ancaman Ledakan COVID-19 di Indonesia

Masyarakat harus selalu waspada Syahrizal Syarif, seorang ahli epidemiologi dari Universitas Indonesia memperingatkan agar masyarakat harus tetap waspada.

Pasalnya, hasil pemodelan yang dilakukan Syarif menunjukkan kasus COVID-19 di Indonesia berpotensi meningkat menjadi 500.000 pada akhir tahun.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved