Bareskrim Segera Rampungkan Berkas Kasus Surat Jalan Palsu dan Penghapusan Red Notice Djoko Tjandra
Bareskrim Segera Rampungkan Berkas Kasus Surat Jalan Palsu dan Penghapusan Red Notice Djoko Tjandra
TRIBUNJOGJA.COM, JAKARTA - Penyidik Bareskrim Mabes Polri terus bekerja cepat untuk menyelesaikan berkas kasus surat jalan palsu pelarian dan penghapusan red notice Djoko Tjandra.
Diketahui, Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri menangani kasus surat jalan palsu yang digunakan dalam pelarian Djoko Tjandra.
Kemudian, Direktorat Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Polri menyidik kasus dugaan suap terkait penghapusan red notice di Interpol atas nama Djoko Tjandra.
"Khususnya red notice, untuk hari ini penyidik fokus untuk pemberkasan, kita doakan segera tahap satu," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Awi Setiyono di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (31/8/2020).
"Kemudian untuk surat jalan sama, pemberkasan juga," sambung dia.
Pada pekan kemarin, Direktorat Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Polri memeriksa para tersangka perkara red notice.
Para tersangka dalam kasus ini yaitu, Djoko Tjandra, Tommy Sumardi, Irjen (Pol) Napoleon Bonaparte, dan Brigjen (Pol) Prasetijo Utomo.
Pada Jumat (28/8/2020), penyidik memeriksa masing-masing tersangka sebagai saksi untuk tersangka lain.
Tersangka Djoko Tjandra, Napoleon, dan Prasetijo, hadir pada pukul 10.00 WIB.
• Minggu Ini 3 Juta Rekening Karyawan Akan Ditransfer Subdisi Gaji Rp600 Ribu
• Sultan Sewindu UUK DIY, Ajang Berpikir Reflektif dan Introspeksi-Introspeksi Kritis
Sementara, Tommy Sumardi hadir pada pukul 14.00 WIB. Keempat tersangka selesai diperiksa pada pukul 15.00 WIB.
Awi mengatakan, pemeriksaan berlangsung cepat karena keempatnya sudah pernah diperiksa sebagai saksi sebelum menjadi tersangka.
Penyidik pun menanyakan pertanyaan yang sama kepada keempat orang tersebut ketika diperiksa sebagai saksi.
Menurut Awi, keempatnya tidak mengubah jawaban mereka sehingga pemeriksaan berlangsung cepat.
"Dari pertanyaan-pertanyaan itu tidak ada perubahan sehingga untuk pelaksanaannya cepat sekali," tutur dia.
Sementara, saat Tommy, Napoleon dan Prasetijo diperiksa sebagai tersangka pada Selasa (25/8/2020), ketiganya diperiksa selama 12,5 jam.