Bisnis
Investasi di DIY Turun Selama Pandemi
Realisasi investasi semester I tahun 2020 melambat sebesar 28,30% jika dibandingkan dengan semester I tahun 2019 dengan nilai capaian Rp 2,1 triliun.
Penulis: Santo Ari | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM - Pandemi Covid-19 mengakibatkan investasi di DIY anjlok dibandingkan tahun lalu.
Dinas Perizinan dan Penanaman Modal (DPPM) DIY menyampaikan data realisasi investasi untuk semester I tahun 2020 mencapai Rp 1,5 triliun.
Agus Priyono Kepala Dinas Perizinan dan Penanaman Modal menjelaskan bahwa capaian ini melambat sebesar 28,30% jika dibandingkan dengan semester I tahun 2019 dengan nilai capaian Rp 2,1 triliun.
Realisasi investasi semester I 2020 yang mencapai Rp 1,5 triliun terdiri atas realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri atau (PMDN) sebesar Rp 1,48 triliun dan realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp 21,4 miliar.
• Realisasi Investasi DIY pada Triwulan Kedua Tahun 2020 Mengalami Penurunan
"Capaian realisasi investasi di DIY ini didominasi oleh sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi (Rp 1,23 triliun atau 81,9%) diikuti oleh sektor hotel dan restoran (213,84 miliar, 14,2%) serta sektor perdagangan dan reparasi (Rp 23,65 miliar, 1,6%)," jelasnya Jumat (28/8/2020).
Berdasarkan sebaran capaian realisasi investasi PMA dan PMDN di DIY, ia menyatakan bahwa Kabupaten Kulon Progo menjadi wilayah yang memiliki nilai investasi terbesar, yakni Rp 1,2 triliun, didominasi oleh sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi.
Dilanjutkan Kota Yogyakarta dengan nilai investasi sebesar Rp 206,2 miliar yang didominasi sektor hotel dan restoran.
Kemudian Kabupaten Sleman dengan nilai investasi sebesar Rp 50,3 miliar didominasi transportasi, gudang dan telekomunikasi.
Kabupaten Bantul dengan nilai investasi sebesar Rp 18,5 miliar didominasi sektor industri makanan.
• Sebanyak 6 Hotel Berbintang Telah Menanamkan Investasi di Kulon Progo
Sedangkan kabupaten Gunungkidul berada di urutan paling rendah dengan nilai investasi sebesar Rp 388,5 juta didominasi sektor hotel dan restoran.
Meski terjadi penurunan angka investasi di semester I tahun 2020, Agus Priyono menyatakan bahwa di sisi lain terjadi peningkatan jumlah proyek/titik usaha.
Angka ini justru lebih tinggi jika dibandingkan semester I tahun 2019.
Pada semester I tahun 2019 jumlah proyek/titik usaha yang terverifikasi oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI sebanyak 198 PMDN dan 200 PMA.
"Pada semester I tahun 2020 jumlah proyek/titik usaha yang terverifikasi sebanyak 1.115 terdiri dari 838 PMDN dan 277 PMA," terangnya.
Lebih lanjut, ia menerangkan ada lima negera teratas dengan realisasi investasi terbesar di semester I tahun 2020.
Lima negara itu yakni Korea Selatan (27,8%) didominasi sektor industri barang dan kulit dan alas kaki.
• Realisasi Investasi DIY Triwulan Pertama Penuhi Target APBD 2020 Sebesar 81,55 Persen
Australia (15,1%) didominasi sektor pertambangan. Amerika Serikat (12,6%) didominasi sektor hotel dan restoran.
Di sektor yang sama ada Singapura (11,7%).
Kemudian ada Belgia (9,8%) didominasi sektor perdagangan dan reparasi.
Agus menyatakan, di masa pandemi ini pihaknya telah melakukan beberapa kegiatan pendukung kerjasama dan promosi untuk meningkatkan nilai investasi di DIY.
Upaya yang dilakukan antara lain melakukan reafirmasi parjanjian kerjasama dengan beberapa pemerintah daerah di luar negeri.
Yaitu Provinsi Gyeongsangbuk-do, Korea Sleatan. Victoria, Australia dan Prefektur Kyoto Jepang.
"Komunikasi dalam rangka reafirmasi kerjasama ini dilakukan secara daring. DPPM DIY juga telah melakukan update materi promosi potensi invesasi yang akan ditawarkan kepada calon investor," terangnya.(TRIBUNJOGJA.COM)