BPBD DIY: Potensi Alam Dibarengi Potensi Ancaman, Tinggal Bagaimana Kurangi Resikonya
BPBD DIY: Potensi Alam Dibarengi Potensi Ancaman, Tinggal Bagaimana Kurangi Resikonya
Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Tak diragukan, DIY memiliki keragaman kekayaan alam. Mulai dari gunung api di sebelah utara hingga laut di sebelah selatan.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Biwara Yuswantana mengingatkan, potensi alam selalu dibarengi dengan potensi ancaman.
“Kita di DIY itu lengkap, ada Gunung Merapi di utara, di selatan ada laut. Namun, alam ini memiliki logikanya sendiri.
Ada erupsi, gelombang, hingga tsunami. Di samping potensi alam, ada potensi ancaman. Tinggal bagaimana kita mengurangi risikonya,” ujar Biwara dalam acara Live Streaming Tribun Jogja, Senin (24/8/2020).
Ia mencontohkan, pada 2018 lalu gelombang pantai selatan mampu menyapu gazebo-gazebo di sekitar pantai.
Sebagai antisipasi terjadinya bencana, banyak infrastruktur telah dipersiapkan. Semisal, Tempat Evakuasi Sementara (TES) sebagai tempat evakuasi tsunami telah dibangun oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Selama ini, terkait informasi ancaman didapatkan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang diteruskan kepada BPBD.
“Seberapa besar ancamannya BMKG selalu merilis dari tanggal sekian sampai sekian akan terjadi gelombang besar. Dari informasi ini apa tindak lanjutnya,” ungkapnya.
• Angka Laka Laut di DIY Meningkat Setiap Tahun, SAR Satlinmas Terkendala Minimnya Sarpras
“Pengunjung perlu tahu apa ancamannya di sana. SAR Satlinmas Istimewa juga perlu tahu tentang peningkatan pengunjung. Ketika kita tahu ancaman itu bisa kita tekan,” sambungnya.
Menurut Biwara, early warning system (EWS) juga sudah terpasang di banyak pantai dalam rangka meningkatkan kapasitas masyarakat dari menghindari ancaman tadi. Namun, masih ada beberapa pantai yang mengalami kerusakan EWS.
“Kebutuhan ideal selalu ada gap dengan realita. Ada beberapa (pantai) yang (EWS-nya) sudah lama dan di laut kan mudah keropos, ada yang sudah diganti. Dari yang ada sekarang kami menilai masih memadai untuk memberi informasi kepada masyarakat,” tutur Biwara.
Di samping itu, BPBD DIY juga membentuk kapasitas masyarakat berupa Desa Tangguh Bencana dan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) di setiap jenjang sekolah.
“Sehingga masyarakat bisa mengetahui cara evakuasi, penyelamatan diri, juga ketersediaan infrastruktur di sekolah-sekolah itu untuk mengamankan warga sekolah itu,” tandasnya. (Tribunjogja/Maruti Asmaul Husna)