Mengapa 10 Muharram Disebut Hari Raya Anak Yatim?

Muharram atau bulan asyura merupakan salah satu bulan istimewa. Salah satu istimewaannya adalah bulan ini disebut sebagai bulan lebaran anak yatim.

timesofindia.indiatimes.com via tribunnews
Ilustrasi Tahun Baru Islam 

"Tradisi ini sudah berlangsung lama yang dikerjakan oleh para ulama," tuturnya.

Ummu Said  binti  Murrah Al Fihri, dari ayahnya dari Rasullulah SAW bersabda:

أَنَاوَكاَفِلُ الْيَتِيْمِ فِي الْجَنَّةِ كَهَاتَيْنِ، أَوْ كَهَذِهِ مِنْ هَذِهِ -شَكَّ سُفْيَانُ فِي الْوُسْطَى أَوِ الَّتِيْ يَلِيْ الإِبْهَامُ

“Kedudukanku dan orang yang mengasuh anak yatim di surga seperti kedua jari ini atau bagaikan ini dan ini.” [Salah seorang perawi Sufyan ragu apakah nabi merapatkan jari tengah dengan jari telunjuk atau jari telunjuk dengan ibu jari]. (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrod no. 133)

Hadis diatas pun diperjelas dalam HR.Bukhari:

أَنَا وَكاَفِلُ الْيَتِيْمِ فِي الْجَنَّةِ هَكَذَا” وَقَالَ بِإِصْبَعَيْهِ السَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى

“Kedudukanku dan orang yang menanggung anak yatim di surga bagaikan ini.”   [Beliau merapatkan jari telunjuk dan jari tengahnya]. (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrod no. 135, shahih).

Adanya hari Idul Yatama ( hari lebaran anak yatim) bukan berarti sama kedudukannya dengan hari Idulfitri dan Iduladha.

"Dalam islam hari lebaran hanya dua yaitu Iduladha dan Idulfitri. Idul Yatama ini hanya sebagai bentuk ungkapan kegembiraan bagi anak-anak yatim," ujarnya.

Sebagaimana disebutkan, hadis riwayat Abu Dawud ra. dinyatakan bahwa Hari Raya umat Islam hanya ada dua, yaitu Iduladha dan Idulfitri:

عَنْ أَنَسٍ، قَالَ: قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ وَلَهُمْ يَوْمَانِ يَلْعَبُونَ فِيهِمَا، فَقَالَ: مَا هَذَانِ الْيَوْمَانِ؟ قَالُوا: كُنَّا نَلْعَبُ فِيهِمَا فِي الْجَاهِلِيَّةِ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” إِنَّ اللَّهَ قَدْ أَبْدَلَكُمْ بِهِمَا خَيْرًا مِنْهُمَا: يَوْمَ الْأَضْحَى، وَيَوْمَ الْفِطْرِ 

Artinya:  Rasulullah SAW datang ke Madinah dan mereka (orang Madinah) menjadikan dua hari raya dimana mereka bergembira. Lalu Rasulullah bertanya : “Apa maksud dua hari ini?” Mereka menjawab: “Kami biasa bermain (bergembira) pada dua hari ini sejak zaman Jahiliyah.” Rasulallah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah telah menggantikan untukmu dengan dua hari raya yang lebih baik dari padanya, yaitu hari raya Adha dan hari raya Fitri  (HR : Abu Daud : 1134).

Sementara itu, Ustaz Beny berpesan, menyantuni anak yatim bukan lah dilakukan setahun sekali saja yaitu pada 10 Muharram itu.

Namun, memberikan kebahagian kepada anak yatim bisa dilakukan setiap saat.

"Jangan keliru, karena menyantuni anak yatim itu tidak terbatas waktu. Setiap saat dapat dilakukan karena itu amalan yang dicintai Alla SWT," pungkasnya.(Tribunjogja/Nanda Sagita Ginting)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved