Penyedia Jasa Permak di Yogyakarta Ikut Terpukul Pandemi Virus Corona, Keluhkan Omset Terjun Bebas

Penyedia Jasa Permak di Yogyakarta Ikut Terpukul Pandemi Virus Corona, Keluhkan Omset Terjun Bebas

Tribunjogja/Nanda Sagita Ginting
Seorang tukang permak pakaian di Kota Yogyakarta sedang menjahit pakaian pesanan pelanggan, pada Kamis (13/08/2020). 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pandemi virus corona yang melanda seluruh dunia membuat sektor perekonomian terpukul.

Salah satunya para pelaku usaha jasa jahit pakaian di Kota Yogya.

Seorang tukang permak, di jalan Prof.DR. Sardjito, kota Yogyakarta, Sitepu (48) mengatakan, sejak pandemi usaha permak miliknya mengalami penurunan omzet.

"Turun sekali omzetnya hingga 90 persen. Sudah dari Maret hingga Agustus permintaan jasa permak terus merosot," jelasnya, Kamis (13/08/2020).

Adapun, lanjut Sitepu, memasuki bulan Juni hingga Agustus seharusnya menjadi peluang meraup untung lebih.

Karena, pada bulan tersebut merupakan tahun ajaran baru. Sehingga, biasanya anak sekolah menjahit seragam.

Namun, permintaan jasa jahit seragam anak sekolah malah menurun.

"Sebelum pandemi, memasuki ajaran baru banyak sekali permintaan menjahit seragam khususnya anak sekolah, sampai kewalahan untuk terima pesanan. Sekarang, palingan hanya dua saja yang menjahit," ujarnya.

Hari Kedua Pencarian, Korban Laka Laut di Wediombo Gunungkidul Belum Ditemukan

Wawali Apresiasi Layanan Serba Digital Kankemenag Kota Yogyakarta

Selain anak sekolah, mahasiswa pun merupakan mayoritas pengguna jasanya.

Biasanya, untuk mahasiswa kebanyakan melakukan permak pada almamater.

"Sekarang, mahasiswa belajar dari rumah. Sehingga, almamater lebih sering tidak digunakan. Padahal, dulu dalam sehari bisa terima 3 almamater untuk di permak," ujarnya.

Hal serupa juga dirasakan oleh Sugiri (40) , di mana selama pandemi permintaan jasa permaknya pun menurun

"Sangat terasa sekali penurunannya. Biasanya dalam sehari bisa mengerjakan 5 pesanan. Sekarang paling banyak 2 atau 3 pesanan, saja," ujarnya.

Adapun, kebanyakan pelanggannya berasal dari mahasiwa dan anak sekolah.

Sugiri menuturkan, biasanya kalau ajaran baru pesanan pembuatan seragam dan celana anak sekolah sudah banyak sebulan sebelumnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved