Yogyakarta
ODGJ Memiliki Risiko yang Sama untuk Tertular Covid-19
Akhmad menuturkan, bahwa Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) memiliki risiko tertular Covid-19 yang juga cukup tinggi.
Penulis: Kurniatul Hidayah | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribun Jogja Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Direktur Utama RSJ Grhasia Akhmad Akhadi menemui Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, di Kepatihan, Rabu (12/8/2020).
Seusai pertemuan, Akhmad menceritakan bahwa sudah banyak pasien suspek, atau yang dulunya disebut OTG dan PDP, yang notabene memiliki gangguan jiwa sudah tidak dirawat di tempatnya dan diperbolehkan pulang.
"Pasiennya (jumlah), sampai 10 Agustus 2020 berjumlah 44 pasien. Sudah banyak yang pulang. Dibuka per 1 April, SK Gub diterima 17 Maret 2020, SK nomor 61," ungkapnya, Rabu (12/8/2020).
Butuh waktu sekitar 13 hari untuk mengubah ruangan perawatan jiwa menjadi perawatan infeksius untuk penanganan Covid-19.
Hingga akhirnya secara resmi RSJ Grhasia mulai merawat pasien suspek pada 1 April 2020 lalu.
• Terinspirasi dari Film, Pria Asal Bantul Urus ODGJ dan Cari Mayat Tanpa Identitas untuk Dimakamkan
"Ada 13 tempat tidur. Dari yang kita layani, semua suspek atau PDP, meski sudah ada yang meninggal cuma belum tegak hasilnya apakah konfirm (positif)," bebernya.
Ia menambahkan, total ada 4 pasien yang meninggal, dengan rincian 2 pasien sudah menjalani swab dan 2 pasien lainnya belum swab. Seluruhnya memiliki penyakit penyerta atau komorbid.
"Saya nggak punya data (apakah negatif atau positif), bisa tanya sekretaris atau juru bicara Covid-19," ungkapnya.
Akhmad menuturkan, bahwa Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) memiliki risiko tertular Covid-19 yang juga cukup tinggi.
"Kita yang parah-parah ODGJ terlantar atau menggelandang. Itu yang cukup tinggi risiko terpapar. Hanya 4 orang menggelandang, masuk sudah parah. Lainnya kontak dengan yang mengasuh dan merawat di rumah," ucapnya.
Selanjutnya, ia menceritakan bahwa pertemuannya dengan Sri Sultan Hamengku Buwono X adalah terkait permohonan untuk memanfaatkan Sultan Ground (SG) yang berada di selatan RSJ Grhasia yang ada di Pakem Sleman.
• Staf Keswamas RSJ Ghrasia: ODGJ Perlu Diterima, Bukan Dikucilkan
"Intinya Ngarsa Dalem sebagai Gubernur di DIY tidak berkeberatan untuk memanfaatkan SG yang muaranya untuk masyarakat DIY," ucapnya.
RSJ Grhasia, lanjutnya, membuat perencanaan memberikan pelayanan non jiwa yang akan ditempatkan di sebelah selatan.
"Sekarang digunakan untuk RS jiwa. dari barat ke timur, sampai jalan yang menuju ke utara ke Lapas Narkoba itu dimanfaatkan dibangun untuk pelayanan kesehatan non jiwa. Pelayanan penyakit dalam, pelayanan bedah, dan pelayanan lain. Prinsipnya Ngarsa Dalem tidak keberatan dan mendukung," ucapnya.