Yogyakarta
Minim Alat Penunjang Kedaruratan, Anggota SAR Istimewa DIY Hanya Digaji Rp 750 Ribu
Di balik nyali besar para anggota SAR Satlinmas Istimewa Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terselip keprihatinan yang luar biasa.
Penulis: Miftahul Huda | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Miftahul Huda
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Di balik nyali besar para anggota SAR Satlinmas Istimewa Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terselip keprihatinan yang luar biasa.
Mereka bekerja menantang ombak, dan nyawa menjadi taruhannya.
Namun, keterbatasan sarana penunjang menjadi masalah bertahun-tahun dan tak pernah terealisasi.
Sebanyak 328 anggota SAR Satlinmas Istimewa DIY ini memang bernaung di bawah Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP).
• SAR Satlinmas Rescue Istimewa DIY Ajukan Kendaraan ATV untuk Monitor Pantai Selatan
Setiap tahun, diklat dan penerimaan anggota rutin dilaksanakan.
Namun, mereka hanya dibekali keterampilan menyelam saja, tanpa ditunjang perlengkapan yang memadai.
Hal itu diakui Kasatpol PP DIY, Noviar Rahmad.
Ia mengaku prihatin dengan kondisi SAR Satlinmas Istimewa saat ini.
"Alat penunjang di sana tidak mencukupi. Lebih banyak mereka bekerja mandiri. Padahal nyawa menjadi taruhannya," katanya saat dihubungi Tribunjogja.com, Rabu (12/8/2020).
Ia mengatakan, setiap bulan para penantang maut itu hanya digaji oleh Pemda DIY sebesar Rp750 ribu.
• SAR Satlinmas Istimewa Ingin Penambahan SDM untuk Pengamanan Pantai Selatan DIY
Sementara anggaran setiap tahunnya dari Satpol PP DIY hanya dipagu sebesar Rp4,2 miliar.
Anggaran tersebut hanya habis untuk pelatihan menyelam dan pelatihan SAR.
Serta kebutuhan makan setiap kali ada tugas.
Adanya pandemi Covid-19 kali ini, para penjaga pantai itu pun harus puasa lantaran anggaran uang makan sampai Desember dicoret dan direalokasi untuk penanganan Covid-19.