Kisah Inspiratif

Unik dan Kreatif! Sate Kere Mbah Widyo di Yogya Gunakan Gending Jawa untuk Menarik Pembeli

Gending yang diperdengarkan beragam, di antaranya gending semar mantu, pangkur, ladrang manten, uyon-uyon, prajuritan, dan lain-lain.

Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Maruti Asmaul Husna Subagio
Widyo Laksito (69), pedagang sate kere gerobag yang memperdengarkan gending Jawa untuk menarik pembeli. 

Tepatnya dimulai sejak ada pandemi Covid-19.

Sebelumnya, ia bekerja sebagai buruh bangunan.

“Sebelumnya saya tukang bangunan, sejak pandemi corona buruh susah cari kerjaan. Saya punya ide jualan. Saya bikin gerobag sendiri, besoknya langsung jualan,” beber Widyo.

Berkat kreativitas dan keunikan jualannya, tak diragukan jika dagangan Widyo selalu habis setiap hari.

Ia biasa keluar berjualan sebelum waktu dhuhur hingga sore hari.

“Keluar jualan maksimal dhuhur, selesai sampai sehabisnya. Alhamdulillah selalu habis, pukul 15.00-16.00 WIB biasanya sudah habis. Sehari saya jualan hitung lontongnya, kadang bawa 50, kadang 60. Satenya lebih banyak,” terangnya.

Widyo sehari-hari berkeliling di sekitar Kecamatan Umbulharjo.

Ia sendiri berdomisili di daerah Sorogenen, Umbulharjo.

Menurutnya, banyak orang menyukai sate kere jualannya karena tidak menyebabkan kolesterol.

Sebab terbuat dari tempe, bukan daging.

“Orang banyak yang senang, ini enggak bikin kolesterol,” ucapnya. (TRIBUNJOGJA.COM)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved