Kisah Inspiratif
Unik dan Kreatif! Sate Kere Mbah Widyo di Yogya Gunakan Gending Jawa untuk Menarik Pembeli
Gending yang diperdengarkan beragam, di antaranya gending semar mantu, pangkur, ladrang manten, uyon-uyon, prajuritan, dan lain-lain.
Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Gaya Lufityanti
Saat ini, lebih banyak sate kere yang dijual berasal dari gajih atau koyor sapi.
Namun, sate kere buatan Widyo berbahan dasar tempe gembus.
• Unik, Lemari Makan Gratis Ajak Warga Jogja Berbagi di Tengah Pandemi Covid-19
“Sate gajih koyor itu bukan lagi sate kere. Itu sate gajih. Orang zaman dulu bukan itu yang dimakan karena baru makan daging setahun sekali, waktu hari raya. Aslinya sate kere dari tempe gembus dan bungkil. Bungkil itu dari ampas kacang,” jelas bapak dua anak ini.
Satu porsi sate kere Mbah Widyo dijual seharga Rp13 ribu.
Jangan salah mengira hanya sate kere tempe gembus yang didapat.
Dalam satu porsi, pembeli akan mendapat sate kere 4 tusuk beserta kuah kacangnya, lontong, sayur tempe dan jipang, serta minuman hangat jahe sereh.
Widyo mengaku memasak dan menyiapkan sendiri semua jualannya.
Resep sate kere ia dapat dari simbahnya yang pernah mewariskan resep sate kere dan gule resah kepadanya.
Sate kere Mbah Widyo memiliki cita rasa bumbu yang sangat meresap, manis sekaligus gurih.
Praktis, lidah kita akan dimanjakan dengan paket komplit makanan dan minuman tradisional Jawa dari berabad tahun silam.
Belum lagi jika memakan langsung di dekat gerobag Mbah Widyo, suara gending melengkapi nuansa nostalgia.
Tak lupa, di gerobagnya Widyo juga memasang nomor telepon yang menerima pesanan sate kerenya, yaitu di nomor 087838697096.
• Cerita Jamu Cekok nan Legendaris di Yogyakarta, Berusia 145 Tahun dan Hingga Kini pun Masih Eksis
Laris Manis, Jualan Habis Setiap Hari
Widyo bercerita, ia berjualan sate kere belum lama.