Update Corona di DI Yogyakarta
Asongan dan PKL di DIY Akan Dapat Dana Hibah Rp 2,4 Juta dari Pemerintah Pusat
Total anggaran untuk bansos ini Rp 28,8 triliun yang diperuntukkan bagi 12 juta pelaku usaha mikro di seluruh Indonesia.
Penulis: Kurniatul Hidayah | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemerintah Pusat terus menggulirkan program yang bertujuan untuk mengangkat perekonomian masyarakat untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi nasional.
Bantuan tersebut satu di antaranya disalurkan melalui Kementerian Koperasi dan UKM yakni bantuan sosial produktif dalam bentuk modal hibah untuk UMKM hingga asongan dan PKL.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan bahwa total anggaran untuk bansos ini Rp 28,8 triliun yang diperuntukkan bagi 12 juta pelaku usaha mikro di seluruh Indonesia.
"Sudah disampaikan Pak Presiden akan ada tambahan baru program khusus untuk UMKM. Salah satunya bansos. Ada bantuan sosial produktif dalam bentuk modal hibah tenaga kerja sebesar Rp 2,4juta untuk 12 juta pelaku usaha. Diharapkan bisa membantu," bebernya saat melakukan jumpa pers di Gedung Pracimasana Kompleks Kepatihan, Kamis (6/8/2020).
• Koperasi yang Terdampak Pandemi, Akan Mendapatkan Bantuan Likuiditas dari Pemerintah
Ia mengatakan bahwa bantuan yang diberikan untuk UMKM bukan tanpa alasan.
Pasalnya kunci pemulihan ekonomi nasional ada pada UMKM karena 99 persen pelaku usaha di Indonesia merupakan UMKM.
Teten pun meminta kerjasama pemerintah daerah dan pemerintah pusat untuk bersama-sama membantu UMKM.
"Kami sedang dalam proses pendataan by name by address, nanti ditransfer. Kami berharap betul dukungan dari Pemda termasuk dari DIY terutama untuk mendata pedagang asongan, kaki lima, yang tidak terdaftar. Kita tahu, saudara-saudara kuli pasar, PKL, asongan belum terdaftar. Kami butuh dukungan, mudah-mudahan bisa tercapai," ucap Teten.
Ia menambahkan, pandemi Covid-19 memberikan dampak yang serius kepada semua sektor.
Upaya yang dilakukan Kemenkop UKM yakni dengan memberikan bantuan dari sisi pembiayaan, produksi, distribusi, dan pemasaran.
• Unik, Lemari Makan Gratis Ajak Warga Jogja Berbagi di Tengah Pandemi Covid-19
"Kemarin ke Pasar Beringharjo yang jual pakaian memang turun omzetnya 80 persen. Diakui orang dalam keadaan ekonomi yang sulit, prioritas untuk belanja kebutuhan pokok makan minum, untuk fashion turun. Tapi di sisi lain sektor pertanian dari laporan BPS yang baru tumbuh karena memang permintaan kebutuhan pokok sedang tinggi. Inilah yang kita bisa kita lihat di daerah, sektor mana yang kita fokus untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi," urainya.
Sementara itu, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta agar pendataan untuk asongan seperti yang disampaikan Menteri Teten dilakukan di DIY.
"Harapan saya bagaiamana bisa mendata. Hibah Rp 2,4 juta tadi tolong seperti asongan yang belum terdaftar (untuk didaftar) karena itu hibah," pesannya.
Disinggung mengenai kontribusi UMKM dalam pertumbuhan ekonomi di DIY, Raja Keraton Yogyakarta tersebut mengatakan bahwa UMKM tetap dapat mendongkrak perekonomian namun masih tergolong rendah.
"Tetap tumbuh hanya sekarang masalahnya peredaran duit hanya berapa. Kalau triliunan, ya ngangkat. Tapi kalau hanya Rp 10, 20, 30 (miliar), meski memberi pertumbuhan ya hanya nol koma gitu. Kecil kan gitu," pungkasnya. (TRIBUNJOGJA.COM)