Bisnis

124T Pemulihan Ekonomi Nasional untuk UMKM Baru Terserap 29,82 Persen

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Teten Masduki, mengatakan, sudah sekitar 29,82 persen dari Rp 124 Triliun dana Program Pemulihan Ekonomi Na

Penulis: Rendika Ferri K | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Rendika Ferri
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Teten Masduki, saat diwawancarai seusai pelatihan pelaku UMKM di Hotel Atria, Kota Magelang, Kamis (6/8/2020). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Rendika Ferri K

TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Teten Masduki mengatakan, sudah sekitar 29,82 persen dari Rp 124 Triliun dana Program Pemulihan Ekonomi Nasional untuk UMKM yang sudah terserap per tanggal 6 Agustus 2020 ini.

Penyerapan ini dikatakannya akan terus dipercepat.

"Hari ini, saya kira sudah lebih dari 29 persen penyerapannya. 29,82 persen per 6 Agustus. Jadi ini sudah ada percepatan, saya kira luar biasa. Sementara, untuk koperasi sudah 44 persen penyerapannya. Ini akan terus kita percepat penyerapan program pemulihan ekonomi nasional," kata Teten, saat diwawancarai usai membuka pelatihan UMKM di Hotel Atria, Kota Magelang, Kamis (6/8/2020).

Menteri KUKM: 28,28 Triliun untuk Pelaku Usaha Mikro dan Ultra Mikro yang Unbankable

Teten mengatakan, untuk mengatasi masalah UMKM yang terkena dampak pandemi, pemerintah memang telah membuat kebijakan pemulihan ekonomi nasional. Ada alokasi anggaran sebesar Rp 124 Triliun yang diperuntukkan bagi UMKM.

Tujuannya, untuk mengatasi problem pembiayaan yakni program restrukturisasi utang, subsidi kredit, subsidi pajak dan pinjaman baru yang lunak.

Ia mempersilahkan para pelaku UMKM untuk memanfaatkan dana tersebut.

"Untuk menjawab masalah umkm yang terkena dampak covid-19, pemerintah sudah membuat kebijakan pemulihan ekonomi nasional. Ada alokasi anggaran Rp 124 Triliun yang diperuntukkan untuk UMKM, terutama untuk mengatasi problem pembiayaan, yaitu program restrukturisasi utang, subsidi kredit, subsidi pajak, dan juga pinjaman baru yang lunak. Silahkan pelaku umkm manfaatkan," katanya.

Dampak pandemi terhadap UMKM memang cukup besar.

Teten mengatakan, UMKM di sektor pakaian terdampak sekitar 70-80 persen, termasuk usaha mikro dan ultra mikro yang pendapatannya bersifat harian.

Sebaliknya, UMKM di sektor pertanian tumbuh berkembang sekitar 16 persen.

"Sektor pertanian tumbuh, berkembang 16 persen, termasuk juga makanan minuman yang terhubung dengan marketplace online itu tumbuh luar biasa," ujar Teten.

Produk Keju dari Cangkringan Tak Kalah dari Keju Impor

Oleh karena itu, Teten mengatakan, pendekatan pemerintah yang pertama adalah membantu meringankan masalah pembiayaan UMKM yang terpukul yaitu dengan program restrukturisasi tentang subsidi bunga, subsidi pajak, termasuk juga pembiayaan baru.

Digitalisasi UMKM juga harus dipercepat, karena tren pasar ke depan adalah belanja secara daring, dan sekitar 97 persen wilayah Indonesia telah dapat diakses online.

"Ya kalau lihat UMKM yang bisa bertahan saat ini, yang saya kira UMKM yang terhubung dengan market digital. Karena itu digitalisasi UMKM kita harus percepat. Bukan hanya masa pandemi Covid-19 saja, tren pasar kedepan, tren konsumen itu nanti akan lebih senang dengan belanja di online dan 97 persen wilayah Indonesia sudah bisa diakses dengan online. Jadi sebenarnya, kita harus siapkan UMKM kita agar bisa masuk ke pasar yang lebih besar dimana pun sekarang," tambahnya.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved