UNIK, Anak-anak di Magelang Ini Ikuti Lomba Cuci Tangan Adaptasi Kebiasaan Baru Jelang HUT ke-75 RI

Lomba yang diadakan tak sekadar lomba Agustusan pada umumnya, tetapi juga lomba cuci tangan Adaptasi Kebiasaan Baru untuk anak-anak.

Penulis: Rendika Ferri K | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Rendika Ferri K
Anak-anak dari balita hingga murid PAUD, TK, hingga SD mengikuti lomba mencuci tangan Adaptasi Kebiasaan Baru pada perayaan jelang HUT ke-75 RI di Dusun Kelipan, Desa Kalinegoro, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Minggu (2/8/2020). 

"Kami ajari mereka lebih dulu, bagaimana mencuci tangan yang baik dan benar. Sesuai standar WHO. Pertama dengan membasahi tangan dengan air yang mengalir. Kemudian gosok kedua telapak tangan. Usap dan gosok kedua punggung tangan. Lalu, sela-sela jari. Ujung-ujung jari dengan posisi mengunci. Gosok dan putar kedua ibu jari. Terakhir letakkan ujung jari ke telapak tangan. Lepas itu, bilas dengan air bersih dan keringkan dengan tissue," kata Diova, salah seorang panitia lomba.

Anak-anak dari balita hingga murid PAUD, TK, hingga SD mengikuti lomba mencuci tangan Adaptasi Kebiasaan Baru pada perayaan jelang hari kemerdekaan HUT RI ke-75 di Dusun Kelipan, Desa Kalinegoro, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Minggu (2/8/2020).
Anak-anak dari balita hingga murid PAUD, TK, hingga SD mengikuti lomba mencuci tangan Adaptasi Kebiasaan Baru pada perayaan jelang hari kemerdekaan HUT RI ke-75 di Dusun Kelipan, Desa Kalinegoro, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Minggu (2/8/2020). (Tribun Jogja/ Rendika Ferri K)

Pelaksanaan lomba pun berlangsung meriah. Anak-anak berbaris rapi dengan menjaga jarak di depan tempat mencuci tangan.

Satu baris, empat orang anak, berjarak satu meter tiap anak.

Ada kurang lebih 30 orang peserta yang merupakan anak-anak yang masih berusia kecil.

Secara bergantian, empat orang anak mulai berlomba mencuci tangan dengan kran dan sabun cuci tangan masing-masing.

Penilaian lomba pun mudah. Pertama, cara mencuci tangan harus benar dan urut.

Kedua, waktu mencuci tangan minimal selama 20 detik. Terakhir, kedua tangan harus terlihat bersih setelah mencuci tangan.

Minat anak-anak mengikuti lomba tinggi. Para orangtua memberikan dukungan kepada anak-anak mereka.

Lomba Layang-layang, Cara Warga di Bantul Isi Waktu Luang di Tengah Pandemi

Cegah Kerumunan, Penyembelihan Hewan dan Pembagian Daging di Magelang Dilaksanakan di RPH

Sebagai syarat lomba, anak-anak wajib mengenakan masker dan menjaga jarak kurang lebih satu meter. Kegiatan ini berlangsung dengan menyenangkan.

"Harus pakai masker dan menjaga jarak. Tanpa itu, tidak boleh ikut lomba. Kami ajari mereka protokol kesehatan. Supaya mereka paham dan tahu apa yang harus dilakukan di masa adaptasi kebiasaan baru ini," tutur Diova.

Seorang peserta lomba cuci tangan, Dila (7), mengatakan, sebelum lomba, ia sudah belajar cara mencuci tangan yang baik dan benar sesuai standar WHO.

Kebetulan pelajaran ini juga diajarkan oleh guru sekolahnya melalui proses belajar daring.

Anak-anak dari balita hingga murid PAUD, TK, hingga SD mengikuti lomba mencuci tangan Adaptasi Kebiasaan Baru pada perayaan jelang HUT ke-75 kemerdekaan RI di Dusun Kelipan, Desa Kalinegoro, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Minggu (2/8/2020).
Anak-anak dari balita hingga murid PAUD, TK, hingga SD mengikuti lomba mencuci tangan Adaptasi Kebiasaan Baru pada perayaan jelang HUT ke-75 kemerdekaan RI di Dusun Kelipan, Desa Kalinegoro, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Minggu (2/8/2020). (Tribun Jogja/ Rendika Ferri K)

"Sudah belajar dan ibu guru juga mengajari cara mencuci tangan yang benar di pelajaran (daring). Akhirnya bisa tahu cara mencuci yang benar bagaimana dan praktek sekaligus bersama teman-teman tadi," katanya.

Orangtua dari peserta lomba, Wiwit (35), juga menyambut baik kegiatan lomba cuci tangan ini.

Menurutnya, anak-anak dapat tahu bagaimana mencuci tangan yang baik dan benar. Terlebih, di masa adaptasi kebiasaan baru ini.

Bahkan, jika sekolah sewaktu-waktu bisa dibuka, mereka sudah tahu apa yang harus dilakukan.

"Lombanya edukatif ya. Biar anak paham dan tahu apa yang harus dilakukan. Semoga bisa ditiru di desa-desa atau daerah lain," katanya.

(tribunjogja.com/ rendika ferri k)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved