Pilkada Bantul 2020

Perempuan Bantul Beri Dukungan Kepada Pasangan Abdul Halim - Joko Purnomo pada Pilkada 2020

Bakal pasangan calon yang diusung oleh PKB dan PDIP itu, dinilai memiliki program yang memperhatikan perempuan

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Ahmad Syarifudin
Segenap Perempuan Bantul dari lintas elemen, Komunitas, dan organisasi memberikan dukungan kepada pasangan Abdul Halim Muslih dan Joko Purnomo di Joglo Yoso, Palbapang, Bantul, Minggu (2/8/2020) 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Kaum perempuan dari berbagai elemen, komunitas dan tokoh organisasi yang tergabung dalam wadah Perempuan Bantul memberikan dukungan kepada bakal pasangan calon (Bapaslon) Abdul Halim Muslih dan Joko Purnomo.

Dukungan secara resmi diberikan karena bakal calon yang akan berlaga di Pilkada Bantul 2020 itu, dianggap memiliki program, visi dan misi yang berpihak kepada kaum perempuan.

Koordinator kegiatan deklarasi, Khotimatul Khusna, mengungkapkan, semangat yang dibawa oleh segenap Perempuan Bantul adalah dapat mewujudkan Kabupaten Bantul yang inklusi, adil bagi semua dan Projotamansari.

Sebab itu, pihaknya memberikan dukungan kepada Abdul Halim Muslih dan Joko Purnomo.

Alasannya, kedua bakal pasangan calon yang diusung oleh PKB dan PDIP itu, dinilai memiliki program yang memperhatikan kebutuhan khusus bagi kaum perempuan.

Pilkada Bantul : Suharsono Mulai Cari Syarat Pendaftaran, Abdul Halim Matangkan Struktur Timses

Adu strategi Pilkada Bantul, Koalisi Ramping Abdul Halim dan Koalisi Gemuk Suharsono

"Sehingga kami anggap beliau sangat layak untuk didukung," kata Khatimatul, di sela acara pelantikan Srikandi Projotamansari dan deklarasi Perempuan Bantul di Joglo Yoso, Palbapang, Bantul, Minggu (02/8/2020).

Ketua Fatayat NU DIY itu mengungkapkan, perempuan memiliki kebutuhan khusus yang terkadang diabaikan oleh pemimpin dalam mengambil kebijakan.

Misalnya, kebutuhan terkait dengan anak, stunting hingga kebutuhan tentang hak reproduksi.

Menurut dia, selama ini isu yang berkaitan tentang perempuan selalu dianggap isu minor didalam pengembalian regulasi Pemerintah.

Padahal, kata dia, isu tersebut sangat penting dan patut dipertimbangkan. Terutama bagi seorang pemimpin dalam pengambilan keputusan.

Selama ini, Ia menganggap, sosok Halim - Joko merupakan calon pemimpin yang memiliki integritas dan relatif bersih.

Sehingga ke depan diharapkan mampu membawa perubahan Bantul yang lebih baik.

"Adil bagi semua, terutama bagi kaum perempuan, anak, kelompok rentan dan kaum marginal," kata dia.

Khatimatul mengatakan bahwa langkah ini merupakan komitmen bersama para tokoh perempuan, untuk mengawal hak politik dan suara perempuan, agar berpihak pada calon pemimpin Bantul yang memiliki visi dan misi dalam memperjuangkan kepentingan dan kebutuhan khusus bagi perempuan.

Golkar Dekati Muhamadiyah untuk Pilkada Bantul

Partai Golkar Resmi Berikan Rekomendasi Kepada Suharsono - Totok Sudarto di Pilkada Bantul 2020

Bakal calon Wakil Bupati Bantul, Joko Purnomo, mengaku menyambut baik dan mengapresiasi dukungan yang diinisiasi oleh kaum perempuan.

Menurut dia, ke depan ketika dipercaya memimpin Bantul, dirinya bersama Abdul Halim Muslih, telah sepakat bahwa seluruh elemen masyarakat, tidak terkecuali kaum perempuan, akan menjadi prioritas penting yang akan diperhatikan.

"Karena bagaimanapun perempuan memiliki andil besar dalam mewujudkan bangsa ini merdeka, bangsa ini pintar dan sehat, sehingga perempuan menjadi bagian penting yang harus menempati porsi yang diharapkan," ucap dia.

Sementara itu, bakal calon Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, mengungkapkan sosok Ibu selama ini memang memiliki peranan yang sangat besar bagi kemajuan danasa depan bangsa.

Sebab itu, deklarasi Perempuan Bantul yang didalamnya ada Srikandi Projotamansari itu sangat penting untuk membangun komitmen gerakan bersama, menuju Bantul lebih baik dengan etos Projotamansari.

Halim menyampaikan bahwa, Kabupaten Bantul ke depan harus lebih baik.

Komitmen tersebut berangkat dari fakta yang ada dilapangan. Di mana angka kematian Ibu karena melahirkan di Bantul masih cukup tinggi yaitu 14 kasus.

Angka kematian bayi ada 101 kasus. Stunting ada 3.725 kasus. Bahkan kasus demam berdarah tahun 2019 mencapai 1.424 kasus.

"Mengapa semua itu terjadi, karena kita tidak fokus pada pembangunan kesehatan," terangnya.

Pembangunan kesehatan, menurut Halim, membutuhkan konsistensi dan proses panjang.

Bermula dari pejabat yang menangani tentang kesehatan diharuskan fokus dan konsisten mengawal supaya perempuan-perempuan sehat, agar kelak menjadi ibu yang sehat dan melahirkan anak yang sehat.

Tidak stunting, tidak bergizi buruk tidak mengalami kelainan.

Posisi dan peran perempuan sangat penting. Sebab itu, kata Halim, kedepan untuk Bantul berkeadilan maka perempuan harus diberikan ruang dan fasilitas yang cukup, supaya derajat kesehatan masyarakat meningkat.

"Perempuan harus terlibat dalam proses perumusan kebijakan, sampai pelaksanaan," kata dia. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved