Kota Yogyakarta
Disdik Kota Yogyakarta Kaji Kelanjutan Program Guru Kunjung
Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Yogyakarta telah mengujicobakan program guru kunjung di beberapa sekolah di Kota Yogyakarta.
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Yogyakarta telah mengujicobakan program guru kunjung di beberapa sekolah di Kota Yogyakarta.
Hal tersebut dilakukan mengingat masih banyak siswa yang mengalami kesulitan menjalankan sistem belajar dari rumah (BDR).
"Berdasarkan survei yang kami lakukan, banyak siswa yang memiliki kesulitan kemampuan mengakses internet. Maka perlu dilakukan guru menyambangi murid-murid, istilahnya ngaruhke," ujar Kepala Disdik Kota Yogyakarta, Budi Santosa Asrori kepada Tribunjogja.com, Rabu (29/7/2020).
Selain itu, menurut Budi, tidak semua mata pelajaran bisa diajarkan secara daring.
Maka, pihaknya telah melakukan uji coba program guru kunjung dari beberapa sekolah. Dalam penerapannya, guru kunjung juga harus menerapkan protokol kesehatan.
• Siswa Kesulitan Akses Belajar Daring, Pemkot Yogya Godok Metode Guru Berkunjung
Dalam pelaksanaannya, guru kunjung dilakukan dengan cara guru mengunjungi rumah siswa satu per satu atau memanfaatkan balai RT atau RW setempat untuk menjadi tempat belajar sejumlah anak.
"Ini juga harus dengan persetujuan orang tua maupun ketua RT/RW. Anak-anak itu kan mainnya di sekitar sekolah juga. Tapi sebaran rumah siswa berbeda-beda antar sekolah, kalau SD masih banyak yang dekat-dekat situ juga, kalau SMP lebih tersebar," tuturnya.
Ditanya tentang berapa sekolah yang telah menerapkan guru kunjung, Budi mengungkapkan jumlahnya masih sedikit.
"Karena ini baru percobaan. Apakah akan diterapkan di semua sekolah atau tidak, akan kami kaji lagi ke depannya," tandas Budi.
• Dewan Pendidikan Sebut PJJ Butuh Pendampingan Orang Tua dan Pengorbanan Guru
Ia menambahkan, program guru kunjung dimaksudkan untuk membangun kepercayaan siswa.
Selain itu, menyiapkan jika saatnya nanti sekolah kembali dibuka dengan penerapan adaptasi kebiasaan baru (AKB).
Adapun dalam menjalankan BDR selama ini, Budi mengimbau kepada sekolah-sekolah agar menyesuaikan kemampuan orang tua atau wali murid masing-masing mengenai metode dan sarana yang digunakan untuk belajar. (TRIBUNJOGJA.COM)