Pendidikan

Dewan Pendidikan Sebut PJJ Butuh Pendampingan Orang Tua dan Pengorbanan Guru

Beberapa yang dialami misalnya sulitnya mendapat sinyal internet yang baik, ketidakmampuan membeli kuota, hingga siswa tidak memiliki gawai atau peran

Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Alexander Ermando
Ilustrasi: Bangunan SD Negeri Wonolagi di Kalurahan Ngleri, Playen, Gunungkidul. Tampak sepi lantaran seluruh pelajarnya menerapkan Belajar Dari Rumah (BDR) 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ) di DIY masih banyak siswa mengalami kendala.

Beberapa yang dialami misalnya sulitnya mendapat sinyal internet yang baik, ketidakmampuan membeli kuota, hingga siswa tidak memiliki gawai atau perangkat pribadi sebagai sarana pembelajaran daring.

Ketua Dewan Pendidikan DIY, Danisworo menganggap pandemi Covid-19 mengharuskan semua pihak seolah mendapat serangan mendadak yang membuat tidak siap.

Di sisi lain, kata dia, ini momentum yang bagus untuk kita menyiapkan diri menghadapi bencana sejenis lainnya di masa mendatang.

“Siapa tahu suatu saat ada hal sejenis, mungkin tidak bencana sosial, tapi juga bencana alam,” ujarnya saat dihubungi Tribunjogja.com, Kamis (23/7/2020).

Viral Medsos, Warkop Ini Sediakan Internet dan Teh Hangat Gratis untuk Siswa yang Belajar Daring

Oleh karena itu, lanjutnya, semua pihak harus bekerja keras untuk menangani bencana.

“Ini tergantung juga pada kemampuan atau status sosial dari seseorang. Mungkin kalau anaknya 3 atau 4 sulit juga menghadirkan gadget untuk semuanya. Saya pun belum bisa memikirkan solusi untuk ini,” tuturnya.

Ditanya terkait pelaksanaan PJJ yang lebih baik ke depannya, Danisworo mengungkapkan pemerintah perlu bertindak proaktif.

Semisal bekerja sama dengan stasiun TV lokal untuk menyajikan program-program pembelajaran sekolah.

“Kerjasamalah degan TV lokal yang bisa menjangkau daerah yang masih lemah untuk provider HP. Pemerintah bantu di situ. Kominfo harus bekerja keras, lakukanlah kerja sama dengan pihak-pihak yang punya kompetensi,” ungkapnya.

Teara, Mahasiswi yang Belajar di Pinggir Jalan, Menangis Haru Mendapat Reward dari Kampus

Ia pun menggarisbawahi diperlukannya sinergi antar stakeholder dalam mendukung PJJ.

Selain itu, lanjut dia, pemerintah harus benar-benar mengawasi masyarakat agar betul-betul menerapkan protokol kesehatan agar bencana Covid-19 dapat segera tuntas.

“Karena masyarakat menganggap new normal ini seperti normal lagi, seharunya istilahnya bukan new normal tapi tatanan baru,” tandasnya.

Masih untuk pelaksanaan PJJ, menurutnya diperlukan pula pendampingan orang tua bagi siswa kelas kecil.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved