Yogyakarta

Masih Banyak Anak Turun ke Jalanan Yogyakarta, Kemandirian atau Eksploitasi?

DP3AP2 DIY menyebut seharusnya anak-anak belum waktunya bekerja, kecuali di saat waktu senggang dan untuk membantu orang tua.

Penulis: Miftahul Huda | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Miftahul Huda
Seorang anak di persimpangan Jalan Kaliurang menari berkostum badut agar mendapat uang, Minggu (26/7/2020) 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Miftahul Huda

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masih banyak ditemui anak-anak usia belasan tahun harus turun ke jalan.

Mereka rata-rata usia 10 hingga 15 tahun.

Pilihan bekerja sebagai penari boneka badut, berjualan kue hingga cemilan menjadi alternatif para anak tersebut.

Pantauan Tribunjogja.com, di pertigaan Jalan Kaliurang, Kabupaten Sleman beberapa anak usia belia harus menjajakan dagangan, serta ada pula yang sampai harus menari dengan berkostum badut.

Ada 262 Kasus Kekerasan pada Anak di DIY selama 2020

Fenomena itu pun turut direspon Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak, Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (DP3AP2) DIY, Wredi Wyandani.

Menurut Wredi, seharusnya para anak-anak tersebut belum waktunya bekerja.

Kecuali di saat waktu senggang dan untuk membantu orang tua.

"Bukan diwajibkan kerja lho. Apalagi sampai harus membiayai orang tuanya yang jelas-jelas para orang tuanya dikatakan mampu," kata dia, Minggu (26/7/2020).

Ketika disinggung fenomena saat ini, apakah anak-anak yang terlibat telah masuk ke lingkaran eksploitasi, atau sebuah bentuk kemandirian, Wredi perlu memastikan lebih jauh.

"Kalau para anak ini melakukan karena terpaksa ya akan menjadi sebuah eksploitasi," ungkapnya.

Namun, jika melihat kondisi saat ini, banyak para anak mengisi waktu senggangnya untuk bekerja di luar jam belajar daring.

Dirinya meyakini, fenomena tersebut muncul sebelum adanya pandemi Covid-19.

Update Corona Daerah Istimewa Yogyakarta 25 Juli - Riwayat 17 Pasien Baru COVID-19 dan Pasien Sembuh

"Kalau untuk saat ini momen pandemi Covid-19 ini anak menjadi terbatas mainnya. Akhirnya mungkin ada yang bantu bekerja orang tuanya," tutur dia.

Wredi belum menyebut berapa jumlah anak usia wajib belajar di DIY yang terpaksa turun ke jalan dan mengadu nasib di usia belia.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved