Kota Yogyakarta
Kunjungan Wisatawan Masih Minim, Pedagang Makanan di Malioboro Sepi Pembeli
Imbas pandemi, yang berkepanjangan dan tak adanya kunjungan wisatawan pembuat para pedagang kehilangan pembeli.
Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Aktivitas jual beli pedagang di Malioboro nampaknya belum stabil.
Imbas pandemi, yang berkepanjangan dan tak adanya kunjungan wisatawan pembuat para pedagang kehilangan pembeli.
Seperti yang dirasakan pedagang mi ayam di Malioboro, Sani (39) menuturkan, penjualan makanan tersebut belum optimal.
"Masih sepi sekali ini karena tak ada wisawatan. Pembeli yang datang palingan hanya satu atau dua orang saja. Padahal, sudah dari pagi hingga petang berjualan," jelasnya kepada TRIBUNJOGJA.COM, pada Jumat (24/07/2020).
Seiring menurunnya pembeli membuat pendapatannya pun ikut merosot.
• Lima Hari Beroperasi Kusir Andong Wisata Malioboro Ini Belum Dapat Wisatawan
Padahal sebelum pandemi, kata Sani, ia mampu meraup untung hingga Rp500 ribu per harinya.
Sekarang, untuk mendapatkan Rp100 ribu saja sangat sulit.
"Kalau normal itu, biasanya sampai 50 mangkok mi ayam laku terjual. Sekarang, dapat 3 mangkok saja yang laku sudah lumayan," terangnya.
Sementara itu, Alimah (50) , seorang pedagang nasi kucing pun ikut merasakan hal yang sama.
Sejak pandemi merebak sekitar Maret 2020 lalu, dirinya pun sempat menutup gerobak dagangannya hingga pertengahan Juni 2020.
"Sudah hampir empat bulan saya tak berjualan. Ini baru saja berjualan lagi. Namun, kondisi masih tetap sepi," jelasnya.
Alimah mengaku, jika kondisi normal dirinya mampu menjual hingga 75 bungkus nasi kucing dalam sehari.
Namun kini, ia hanya berani menyediakan 20 bungkus nasi saja.
• Memasuki Masa Adaptasi Kebiasaan Baru, Pedagang di Malioboro Belum Beroperasional Secara Normal
Belum optimalnya penjualan pun, membuat omzetnya mengalami penurunan yang cukup drastis.
Ia mengatakan, biasanya kondisi normal dirinya mampu meraih omzet hingga Rp1 juta per harinya.
Kini, sepinya pembeli membuat omzetnya menjadi tak menentu.
"Gimana lagi, rata-rata yang pembeli di sini kan wisatawan dari luar daerah yogyakarta. Selama pandemi kan sudah banyak aturan terkait kunjungan wisata. Tentunya banyak dari mereka (wisatawan) memilih menunda perjalanan ke sini," terangnya.
Sementara itu, Alimah pun berharap agar kondisi bisa cepat stabil.
Sehingga produktivitas para pedagang di Malioboro bisa pulih kembali. (TRIBUNJOGJA.COM)