Update Corona di DI Yogyakarta
Tak Punya Gadget, Siswa di Yogyakarta Ini Pilih ke Sekolah untuk Ambil Materi Pelajaran
Meski KBM dilakukan secara daring, namun tidak semua siswa bisa mengikutinya lantaran tidak semua siswa memiliki gadget.
Penulis: Noristera Pawestri | Editor: Gaya Lufityanti
lihat foto
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Matahari mulai terik ketika jarum jam menunjukkan pukul 08.53 WIB.
Empat siswa berseragam biru putih berjalan dari Panti Asuhan Anak Terlantar Wiloso Projo menuju SMP 17 Yogyakarta.
Kebetulan lokasi sekolah mereka hanya berjarak sekitar 80 meter dari panti, sehingga mereka memilih untuk berjalan kaki.
Hari ini Rabu (22/7/2020) jadwal mereka untuk mengumpulkan tugas yang diberikan oleh guru beberapa waktu lalu.
• Perjuangan Siswa di Gunungkidul Melakukan KBM Daring, Harus Naik Gunung untuk Mencari Sinyal
Selain mengumpulkan tugas, mereka juga mengambil materi pelajaran.
Meski kegiatan belajar mengajar (KBM) dilakukan secara daring, namun tidak semua siswa bisa mengikutinya.
Pun begitu yang dialami oleh siswa SMP 17 Yogyakarta.
Pasalnya, tidak semua siswa memiliki gadget untuk mendukung belajar daring.
Sehingga setiap dua kali seminggu, mereka harus datang ke sekolah untuk mengumpulkan tugas sekaligus mengambil materi.
Siswa kelas VIII SMP 17 Yogyakarta yang juga tinggal di Panti Asuhan Anak Terlantar Wiloso Projo, Margaretha Yosefin Ferdinandes mengatakan sebenarnya di panti sudah disediakan empat komputer yang bisa digunakan siswa untuk mengikuti belajar daring.
• BREAKING NEWS: Catat Rekor, 28 Kasus Baru Covid-19 di DIY
Hanya saja komputer yang tersedia tersebut jumlahnya tidak mencukupi.
Sehingga penggunaannya harus bergantian.
"Komputer terbatas hanya empat dan siswa di panti ada 23. Karena ada gadget jadi susah, karena harus gantian pakai komputer. Pernah rebutan komputer untuk belajar," katanya.
Jika tidak kebagian jatah komputer, mereka harus menunggu giliran.
Bahkan mereka terpaksa meminjam handphone pengasuh panti agar tetap bisa mengerjakan tugas.
