Update Corona di DI Yogyakarta

Lonjakan Kasus Baru Covid-19 Jadi Warning Dunia Pariwisata DIY

Sektor pariwisata di DIY selama ini menjadi penggerak roda perekonomian dan penyumbang PAD terbesar.

Penulis: Kurniatul Hidayah | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Kurniatul Hidayah
Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Kurniatul Hidayah

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Lonjakan kasus di DIY, yang mencatatkan angka tertinggi dengan 28 penambahan kasus baru pada 21 Juli 2020 kemarin menjadi warning atau peringatan bagi dunia pariwisata di DIY.

Seperti yang diketahui, sektor pariwisata di DIY menjadi penggerak roda perekonomian dan penyumbang PAD terbesar.

"Kita terus meningkatkan kewaspadaan itu. Namun sebelumnya di sektor pariwisata sudah mengantisipasi dengan beberapa langkah, terutama wisatawan dari zona merah dan hitam wajib menggunakan surat keterangan sehat dalam rangka meminimalisir risiko itu," ucap Kepala Dinas Pariwisata DIY, Singgih Raharjo saat dihubungi Tribunjogja.com, Rabu (22/7/2020).

Singgih pun mengatakan, bahwa pihaknya telah mengeluarkan surat edaran yang intinya belum bisa menerima rombongan wisatawan dari luar DIY dalam mengurangi risiko penularan Covid-19 di objek wisata.

BREAKING NEWS: Catat Rekor, 28 Kasus Baru Covid-19 di DIY

"Rombongan ini maksudnya yang diangkut bus-bus besar kapasitas penuh, karena kita masih tanggap darurat dan uji coba operasional terbatas," tambahnya.

Ia menambahkan, pihaknya memastikan SOP yang telah dirancang dilaksanakan secara konsisten, baik oleh pengelola maupun adaptasi baru bagi wisatawan.

"Umpamanya dari aplikasi Visiting Jogja, itu memudahkan wisatawan melihat destinasi mana yang operasional, melakukan reservasi dulu, memastikan mereka sampai lokasi masuk," ungkapnya.

Singgih mengatakan, sebelum objek wisata beroperasi, pihaknya melakukan uji coba operasional, simulasi, dan verifikasi dan selanjutnya dilakukan monitoring dan evaluasi. 

"Protokol kesehatan tetap dijalankan. Pendataan di destinasi sudah dilakukan. Kalau ada sesuatu, kita lakukan tracing dan telusuri. Tapi antisipasi dilaksanakan baik sisi SOP, SDM, dan peralatan pendukung penerapan protokol kesehatan," ucap SInggih.

Saat ini, objek wisata di DIY memang perlahan bangkit.

BREAKING NEWS : Sri Sultan HB X Buka Kemungkinan Perpanjang Status Tanggap Darurat di DIY

Mayoritas wisatawan yang sudah melakukan pelesiran merupakan warga lokal atau yang tinggal di DIY.

"Dari Jateng ada, Jakarta juga ada tapi jumlahnya sangat kecil bila dibandingkan dengan dalam DIY," ucapnya.

Ia pun menitipkan imbauan kepada pengelola destinasi untuk melaksanakan protokol kesehatan dengan konsisten.

"Misal ada wisatawan masuk tanpa masker, tidak boleh masuk. Itu salah satu yang wajib dilakukan pengelola. Kalau sudah di dalam lalu berkerumun, diingatkan. Jangan sampai takut ngilingke wisatawan berakibat dengan tidak datangnya wisatawan. Kalau kita menerapkan protokol dan SOP, wisatawan justru percaya diri untuk datang ke sana," ucapnya.

Namun, lanjutnya, saat ini memang yang diutamakan mulai operasional adalah objek wisata yang berbasis alam.

Sementara objek wisata atau sektor hiburan yang berada dalam ruang misal bioskop atau karaoke keluarga, belum akan dibuka dalam waktu dekat.

Lonjakan Positif Covid-19 di DIY Tinggi, Satpol PP Perketat Pengawasan Supervisi Tempat Usaha

"Kita evaluasi, melihat situasi lagi. Di destinasi sifatnya masih mempunyai risiko yang tinggi kita sarankan untuk menahan diri dulu. Sementara ini yang kita dorong kita lakukan uji coba wisata berbasis alam, yang dirasa lebih aman," pungkasnya.

Terpisah, Sekda DIY Kadarmanta Baskara Aji mengatakan bahwa objek wisata tetap beroperasional memiliki alasan tertentu yakni supaya geliat perekonomian dapat dirasakan kembali.

"Yang kita lakukan, ekonomi pelan-pelan kita geliatkan supaya pertumbuhan ekonomi muncul di masyarakat tapi kesehatan tidak boleh kita abaikan. Kalau kita menutup diri sama sekali karena alasan kesehatan, tentu nanti ada permasalahan atau kesulitan pengembangan ekonomi masyarakat. Jadi pilihannya dua-duanya mau tidak mau kita hadapi," bebernya.

Ia menambahkan lonjakan kasus konfirmasi positif di DIY bagian konsekuensi bahwa DIY telah menerima tamu dalam jumlah yang cukup banyak, baik untuk urusan wisata, bisnis, bertemu keluarga.

DAERAH Istimewa Yogyakarta Tambah 28 Pasien Baru Covid-19, Didominasi Warga Bantul

"Itu dari luar daerah, bahkan daerah zona merah pun sudah kita terima di DIY. Tentu ini memberi konsekuensi kemungkinan ada konfirmasi positif semakin banyak," ucapnya.

Menyikapi hal tersebut, DIY dijelaskan Aji juga menyiapkan antisipasi dengan cara melakukan tes swab massal untuk bisa segera ketahui ada temuan positif kasus lainnya.

 Disinggung mengenai ada tidaknya perubahan kebijakan ke depan, melihat trend kasus yang meningkat tersebut, Aji mengatakan bahwa pembatasan wisatawan ke objek wisata masih dilakukan dan juga sektor pendidikan belum akan dibuka untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka dalam waktu dekat ini.

"Bahkan tempat tertentu yang belum mendaftarkan tempatnya untuk bisa dikunjungi, tetap harus minta rekomendasi melalui asosiasi yang ada atau gugus tugas untuk dicek kelengkapan sarana prasarana untuk mengikuti protokol kesehatan. Sementara proses pendidikan kita belum buka. Mahasiswa, SMA, SMP,  SD, TK belum mengiizinkan proses tatap muka," pungkasnya. (TRIBUNJOGJA.COM)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved