Update Corona di DI Yogyakarta
Hotel, Restoran dan Biro Perjalanan di Yogyakarta Masih Menuai Kerugian Akibat Pandemi
Selama tiga bulan kedua sektor yang di bawah naungan PHRI Yogyakarta ini, benar lumpuh, tak ada pemasukan.
Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Gaya Lufityanti
Ketua ASITA DIY, Udhi Sudhiyanto mengatakan, selama pandemi merebak potensi pasar wisatawan banyak yang terbengkalai.
"Sudah berapa musim kunjungan potensi wisatawan yang besar tidak dilakukan selama masa pandemi seperti, libur anak sekolah dan lebaran Idulfitri. Padahal itu high season bagi wisatawan lokal," terangnya.
Udhi menuturkan, kemungkinan kerugian yang ditanggung ASITA DIY selama masa pandemi bisa bertambah lebih dari Rp27 miliar.
Mengingat, pada Juni hingga Agustus nanti merupakan high season bagi wisatawan mancanegara (wisman) terutama Eropa.
"Kalau kondisi masih belum stabil, sudah tentu kunjungan wisman ke Yogyakarta tidak ada. Sehingga, kalau dikalkulasikan tingakt kerugian sektor travel dan tour bisa bertambah lagi," ujarnya.
Adapun biasanya, lanjut Udhi, pada high season untuk kunjungan wisman pada Juni hingga Agustus bisa meraup untung yang lebih banyak.
• PHRI DIY Berharap Intervensi dari Pemda DIY Terkait Perputaran Ekonomi di Sektor Hotel dan Resto
"Kalau pada musim high season atau summer time itu kan masa liburannya wisman. Biasanya di situ bisa meraup untung lebih, dengan penawaran paket perjalanan. Apalagi, biasanya mereka (wisman) kalau lakukan travelling tak cukup satu hari," terang Udhi.
Terhitung mulai Maret hingga Juni 2020, kata Udhi, tak satupun anggotanya yang menerima kunjungan perjalanan dari wisatawan.
"Masih belum menunjukan geliat, seluruh anggota berjumlah 163 travel and tour belum ada yag menerima kunjungan wisatawan mulai Maret hingga Juni. Maka, saat ini fokus kami masih dengan penerapan dan penyesuaian protokol kesehatan bagi pengunjung nanti," ujarnya.
Kerugian yang dialami oleh PHRI DIY dan ASITA DIY diperkuat dengan data badan pusat statistik (BPS) DIY terkait jumlah kunjungan wisatawan dan tingkat okupansi di DIY.
Di mana tingkat penghunian kamar (TPK) tingkat pada Maret 2020 , menurun senilai senilai 33,9 persen.
Begitupun, April 2020 tidak ada kunjungan dari wisatawan mancanegara yang datang ke DIY sehingga membuat penerbangan internasional juga tidak ada jadwal penerbangan. (TRIBUNJOGJA.COM)