Update Corona di DI Yogyakarta
Hotel, Restoran dan Biro Perjalanan di Yogyakarta Masih Menuai Kerugian Akibat Pandemi
Selama tiga bulan kedua sektor yang di bawah naungan PHRI Yogyakarta ini, benar lumpuh, tak ada pemasukan.
Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Keadaan ditekan pandemi Corona membuat sektor wisata di wilayah Yogyakarta masih menuai kerugian terutama bagi hotel, restoran, dan biro perjalanan.
Hal ini, seiring dengan menurunnya jumlah kunjungan wisatawan pada masa pandemi berlangsung.
Ketua Perhimpunan Hotel Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Deddy Pranowo Eryono mengatakan, selama adanya pelonggaran aktivitas bukan serta merta membuat geliat hotel dan restoran langsung naik secara signifikan.
"Sebenarnya hotel dan restoran di daerah Yogyakarta yang beroperasi karena sudah memenuhi standar protokol kesehatan. Di sini sebagai langkah branding, bahwa tempat usaha kami sudah aman untuk dikunjungi. Sehingga, tujuannya memang bukan mencari untung," jelasnya kepada TRIBUNJOGJA.COM, pada Kamis (17/07/2020).
• Siapkan Protokol Kesehatan, Hotel di DIY Siap Sambut Wisatawan
Deddy menambahkan, kalau kerugian yang dialami sektor hotel dan restoran cukup besar.
Di mana selama tiga bulan kedua sektor yang di bawah naungan PHRI Yogyakarta ini, benar lumpuh, tak ada pemasukan.
"Kalau ditanya besaran nominalnya belum bisa memastikan. Namun angkanya pastinya cukup besar, bayangkan saja selama tiga bulan penuh seluruh anggota kami tak ada yang menerima kunjungan wisatawan terutama sektor hotel. Belum lagi ditambah adanya loss reservation selama Maret hingga Juni ini. Tentu makin memupuk tingkat kerugian," ujarnya.
Adapun, khusus hotel terjadi penurunan okupansi hingga 80 persen bila dibandingkan pada masa sebelum pandemi.
Diakuinya, bahwa pengeluaran terbesar selama hotel dan restoran beroperasi berada pada pembiayaan listrik.
Kemudian, disusul dengan, biaya upah para karyawan yang bekerja.
"Selama masa pelonggaran aktivitas, dari 400 anggota, sudah sekitar 120 dari hotel maupun restoran di DIy yang sudah mulai beroperasi. Namun, kalau ditanya keuntungan tentu belum menutupi kerugian selama masa pandemi," terangnya lagi.
Kini, ia berharap dengan adanya masa uji coba dan pelonggaran aktivitas, bisa membuat wisatawan lokal baik dari Yogyakarta maupun luar Yogyakarta bisa berangsur meningkat.
• BREAKING NEWS : Update Covid-19 di DIY 17 Juli 2020, Tambahan 4 Kasus Positif Baru
"Ya, pastinya ketika wisatawan hendak datang ke Yogyakarta harus dipastikan standar protokol kesehatannya, harus sesuai dengan anjuran pemerintah. Begitupun, pihak hotel dan restoran harus perketat protokol kesehatan bagi pengunjung sehingga rasa aman dan nyaman, dan saling percaya dapat tercipta," tutur Deddy.
Sementara itu, Asosiasi Biro Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengaku telah kehilangan target kunjungan wisata (potential loss) terhitung Maret hingga Mei sebesar Rp27 miliar.