Terdampak Pandemi Virus Corona, Jasa Pembuatan Stempel Kelimpungan Kehilangan Pelanggan
Terdampak Pandemi Virus Corona, Jasa Pembuatan Stempel Kelimpungan Kehilangan Pelanggan
Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pandemi virus corona memberikan dampak luar biasa terhadap sektor perekonomian.
Hampir semua lini terkena imbasnya.
Salah satunya usaha pembuatan stempel di wilayah Kota Yogya.
Sejak pandemi virus corona melanda Indonesia, penjualan stempel di wilayah Kota Yogya ikut lesu.
Pemilik kios stempel, Mamik (54), yang berlokasi di Jalan Moses Gatot Kaca, Mrican, kota Yogya, mengaku penjualannya menurun selama pandemi berlangsung.
"Sejak empat bulan, tidak ada pelanggan yang datang. Pendapatan menurun hingga 90 persen," jelas Mamik kepada Tribunjogja.com, Selasa (14/07/2020).
Mamik menambahkan, menurunnya permintaan pasar terhadap jasa stempel karena beberapa target utama pembelian produknya juga terhenti seperti sekolah, kampus, hingga kantoran.
Padahal, kata Mamik, biasanya memasuki tahun ajaran baru permintaan stempel banyak sekali berdatangan dari sekolah-sekolah yang ada di wilayah Yogyakarta.
"Ajaran baru itu biasanya kesempatan untuk meraup untung. Karena banyak sekolah yang mengurus proses pendaftaran, sekarangkan semuanya digelar secara online jadi stempel tak dibutuhkan," terang Mamik.
Selain sekolah, lingkungan kampus dan kantoran pun berperan dalam pembelian stempel di kios miliknya.
Namun, sejak pandemi kampus dan kantoran banyak yang tak beroperasi. Sehingga membuat penjualannya semakin menurun drastis.
"Mahasiswa kan, sekarang belajarnya dari rumah. Otomatis kegiatan di kampus tidak ada. Padahal, biasanya memasuki Juli,mahasiswa sibuk mencari stempel untuk keperluan berkas untuk kuliah kerja nyata (KKN) atau kegiatan organisasi. Begitu pun dengan kantoran biasanya permintaan stempel selalu ada," terang Mamik.
• Masih Terseok-seok, Pelaku Industri Batik di Kulon Progo Minta Pemerintah Daerah Turun Tangan
• Kisah Putri Tukang Cukur Rambut asal Aceh yang Dilantik jadi Perwira Wanita Pertama Zeni Kowad
Padahal, lanjut Mamik, sebelum adanya virus Corona, penjualan dalam sehari bisa mencapai 5 hingga 6 stempel.
Sekarang, permintaan tak menentu, dapat menjual satu stempel sudah sangat baik. Adapun harga stempel yang dijual di kiosnya mulai harga Rp25 ribu per stempel jenis kayu hingga Rp65ribu per stempel untuk jenis flash.
Lesunya penjualan stempel pun dirasakan juga, Yatno (48), pemilik kios bernama Galang Stempel, kota Yogyakarta.
Yatno menuturkan, penjualan stempel belum menunjukkan geliat. Dalam sehari belum tentu ada pembelian.
Bila dibandingkan sebelum adanya pandemi, penjualan di kios miliknya bisa mencapai 5 stempel per harinya.
"Kalau dulu, meski tak banyak tetapi pembelian selalu ada paling tidak 5 stempel laku terjual. Sekarang, sudah seharian menunggu pembeli tak kunjung datang," ungkapnya.
Yatno pun menambahkan, sejak mulai kampus-kampus dan sekolahan menerapkan pembelajaran secara daring, membuat penjualan stempel di kios nya pun semakin menipis.
"Pokoknya sejak Maret lalu, penjualan terus menurun. Apalagi kampus dan sekolah banyak yang tak beroperasi saat itu. Ini kan sekolahan mulai dibuka lagi, harapannya penjualan bisa lebih baik," pungkasnya.(Tribunjogja/Nanda Sagita Ginting)