Lebih dari 1.000 Pedagang Pasar Tradisional di Bantul Mangkir Rapid Test
Lebih dari 1.000 Pedagang Pasar Tradisional di Bantul Mangkir Rapid Test
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul menggelar rapid test masal secara maraton yang menyasar 44 pasar tradisional.
Tapi, sayangnya sasaran yang didapat dalam test cepat selama delapan hari tersebut, masih terbilang cukup jauh dari target awal.
Plt Kasi Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Bantul, Budi Nur Rokhmah pun menuturkan, dari total 8.582 pedagang yang disasar, hanya 7.441 saja yang suka rela ikut tes cepat itu.
Dalam artian, dari 44 pasar tradisional, ada 1.141 pedagang yang mangkir rapid test.
"Ini memang belum sesuai target yang diharapkan. Padahal, dari pedagang yang mengikuti rapid test, 96 di antaranya reaktif," terangnya, Selasa (14/7/2020) sore.
Kepala Dinas Perdagangan Bantul, Sukrisna Dwi Susanta mengakui sejauh ini pihaknya belum bisa memberi semacam sanksi bagi pedagang pasar yang menolak rapid test massal.
Belum adanya payung hukum membuat pihaknya pun tidak bisa berbuat banyak.
• Gugus Tugas Penanganan Covid-19 DIY Respon Arahan Pemerintah untuk Tingkatkan Test PCR
• Pasien Covid-19 Kembali Melonjak, Kapasitas Rumah Sakit Lapangan Bantul Tinggal Tersisa 16
Praktis, langkah yang bisa ditempuh Dinas Perdagangan hanya sebatas memberikan edukasi mengenai pentingnya rapid test, sekaligus menjalin koordinasi dengan pengelola setiap pasar tradisional untuk mengingatkan pedagangnya supaya tidak menghindari tes cepat itu.
"Kami masih menunggu Perda atau Perbup yang mengatur soal sanksi, kemarin kita sudah kasih masukan ke bagian hukum. Jadi, ke depan harapannya bisa diperketat, tidak ada lagi pedagang mangkir," ujarnya.
Lebih lanjut, Sukrisna memaparkan, dari rapid test massal yang dilakukannya bersama Dinas Kesehatan tersebut, ada dua pasar yang sempat ditutup sementara waktu, setelah tiga pedagangnya positif corona. Yakni, Pasar Sungapan, Sedayu dan Pasar Sorobayan, Sanden.
"Melalui rapid test massal ini kami berharap bisa benar-benar mengetahui kondisi pasar, apakah di dalamnya ada yang terpapar Covid-19, atau tidak. Serta, meningkatkan kewaspadaan pengunjung dan pedagang agar mentaati protokol kesehatan," pungkasnya.(Tribunjogja/Azka Ramadhan)