BMKG Sebut Gempa Tektonik Berpotensi Pengaruhi Aktivitas Gunung Merapi
Wilayah DIY memiliki delapan lempeng tektonik lokal yang memicu terjadinya gempa bumi, dan bisa mengancam potensi erupsi MErapi
Penulis: Miftahul Huda | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Miftahul Huda
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Aktivitas tektonik yang tinggi dan menimbulkan gempa tektonik yang akhir-akhir ini sering dirasakan, ternyata mengancam terjadinya erupsi Gunung Merapi.
Data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Kelas I Yogyakarta mencatat, wilayah DIY memiliki delapan lempeng tektonik lokal yang memicu terjadinya gempa.
Selain itu, terdapat pula satu generator gempa yakni di bagian Selatan DIY, berupa pertemuan lempeng Austria dan Indo Australia.
Hal itu diungkapkan Kepala Stasiun Geofisika Kelas I BMKG Yogyakarta, Agus Riyanto.
• Inilah Penjelasan BMKG Gempa Bumi Berpusat di Barat Daya Bantul Senin Dini Hari
• Gempa Bumi di Barat Daya Bantul, BMKG Yogyakarta Pantau Potensi Gempa Susulan
Menurutnya gempa tektonik yang sering terjadi dapat mengganggu aktivitas gunung Merapi.
Kajian terkait hal itu pun sedang dilakuan olehnya hingga saat ini.
Menurut Agus, korelasi keduanya masih perlu dibuktikan terlebih dahulu.
"Butuh penelitian yang mendalam. Saat ini kami sedang fokus ke situ. Apalagi kondisi gunung Merapi saat ini mulai menunjukkan gejala yang meningkat," katanya saat dihubungi Tribunjogja.com, Senin (13/7/2020).

Meski begitu, Agus mengungkapkan jika aktivitas tektonik yang tinggi dapat menjadi trigger atau pematik terjadinya erupsi gunung Merapi.
Ia menegaskan, untuk saat ini BMKG mencatat terjadi peningkatan aktivitas gempa di wilayah selatan Pulau Jawa selama 3 pekan terakhir.
Tujuh kali gempa terjadi sejak 22 Juni hingga Senin dini hari tadi.
Dengan rata-rata kekuatannya 5.0 hingga 5.2 magnitudo.
Peningkatan aktivitas gempa tektonik tersebut menjadi perhatian khusus bagi BMKG.
Ketujuh gempa tersebut terjadi di Pacitan dengan kekuatan 5.0 magnitudo (M), Blitar M 5.3, Lebak M 5.1, Selatan Garut M 5.0, Selatan Selat Sunda M 5.2, Selatan Sukabumi M 4.8, serta Selatan Kulonprogo dengan kekuatan M 5.1.
• BMKG Ingatkan Masyarakat Tetap Waspada Terkait Potensi Gempa di Wilayah DIY
• Gempa Bumi Jepara Tak Berdampak pada Aktivitas Gunung Merapi
Lebih lanjut dirinya menjelaskan, gempa tektonik yang sering terjadi ternyata dapat mengganggu mekanisme gunung Merapi.
"Berpengaruh dengan proses runtuhnya bebatuan ke dapur magma, hingga terjadi erupsi. Jika mengutip dari keterangan ahli seperti itu, namun penelitian ulang perlu dilakukan," tuturnya.
Khususnya, ia menganggap untuk dampak gempa di Selatan Yogyakarta dengan gunung Merapi sejauh ini belum ada yang melakukan penelitian.
"Makanya perlu pembuktian untuk hal itu. Khususnya gempa Selatan Yogyakarta dengan gunung Merapi," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, gempa bumi dengan magnitudo 5,2 SR dilaporkan terjadi di Barat Daya Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan kedalaman 10 kilometer, pada Senin (13/7/2020) dini hari.
Berdasarkan rilis BMKG, gempa tersebut dirasakan di Pacitan dengan skala II - III MMI, di Purworejo II - III MMI, di Yogyakarta II - III MMI dan di Wonogiri dengan kekuatan II - III MMI.
Kepala Stasiun Geofisika Kelas I BMKG Yogyakarta, Agus Riyanto, menyampaikan intensitas kegempaan yang akhir-akhir ini sering terjadi justru semakin baik.

Menurutnya gempa tektonik yang terjadi dengan intensitas yang tinggi justru lebih baik.
"Daripada gempa sekali namun energinya besar. Sehingga dampaknya berbahaya bagi warga masyarakat," katanya ketika dikonfirmasi Tribunjogja.com, Senin (13/7/2020).
Ia mengatakan, energi seismik yang terbuang ketika terjadi gempa secara berkala justru lebih bagus.
Sebagaimana diketahui, wilayah Indonesia saat ini sering diguncang gempa. Selatan Pacitan, Kabupaten Blitar, dan belum lama ini wilayah Jepara juga dikagetkan dengan gempa tektonik pada Selasa (7/7/2020) yang lalu.
"Yang kami pantau ini terkait munculnya gempa susulan yang lebih besar. Karena potensi itu pasti ada. Namun, sejauh ini belum terjadi," tegasnya. (*)